Vaksin RNA untuk Covid-19 pada Tahap Uji Coba, Tapi Keamanan Dipertanyakan

Senin, 06 Juli 2020 | 18:44 WIB
Vaksin RNA untuk Covid-19 pada Tahap Uji Coba, Tapi Keamanan Dipertanyakan
Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Secara khusus, para ilmuwan di Inggris, Jerman, China dan Amerika Serikat menggunakan metode menjanjikan, tetapi belum terbukti, untuk mengembangkan vaksin Covid-19.

Generasi baru teknologi vaksin ini melibatkan pengguaan potongan kecil kode etik genetik, yang disebut messenger RNA, untuk memicu sistem kekebalan tubuh. Ini hanya disetujui untuk digunakan setelah pandemi Covid-19.

Sekarang, dilansir The Health Site, percobaan vaksin RNA memimpin 'perlombaan pengembangan' vaksin Covid-19 secara global. Beberapa pengembang yang menggunakan teknik ini bahkan mengklaim akan merilis vaksin Covid-19 potensial pada akhir tahun.

Vaksin RNA yang mungkin berhasil menjadi vaksin Covid-19 kemungkinan lebih murah, lebih mudah dan lebih cepat untuk diproduksi dalam skala besar.

Baca Juga: Tak Tahu Kapan Covid Hilang, PAN Minta Anggaran DKI Dialihkan ke Pendidikan

Tetapi yang mengkhawatirkan, vaksin ini belum pernah diuji di dunia nyata, dan itulah alasan mengapa beberapa ahli tidak yakin tentang kemanjurannya.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

Dari 150 lebih calon vaksin Covid-19, lima tim peneliti mengembangkan vaksin RNA. Mereka yaitu peneliti di Imperial College London, People’s Liberation Army Academy of Military Sciences di Cina, dan tiga perusahaan farmasi multinasional, Pfizer, Moderna dan CureVac di Amerika Serikat.

Uji coba AS terhadap vaksin RNA potensial pertama diperkirakan akan memasuki fase ketiga, yakni uji coba manusia, pada bulan ini. Tujuannya menentukan seberapa baik vaksin melindungi pasien terhadap infeksi dan penyakit.

Masalah keamanan

Tujuan dari sebuah vaksin adalah 'mengajarkan' sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menetralkan virus corona yang memasuki tubuh.

Baca Juga: Survei: 40 Persen Penduduk AS Percaya Pandemi Covid-19 Sudah Berakhir

Teknologi yang lebih baru melibatkan penggunaan bahan genetik seperti RNA atau DNA untuk mengubah sel-sel tubuh menjadi pabrik vaksin mini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI