Studi: Mutasi Virus Corona Lebih Menular, Tapi Tidak Bikin Sakit Parah

Senin, 06 Juli 2020 | 14:05 WIB
Studi: Mutasi Virus Corona Lebih Menular, Tapi Tidak Bikin Sakit Parah
Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi global baru yang terbit dalam jurnal Cell menunjukkan sebuah strain baru dari virus corona yang menyebar dari Eropa ke Amerika Serikat lebih menular dari pendahulunya.

Erica Ollmann Saphire, peneliti studi dari La Jolla Institute for Immunology, mengatakan bahwa bentuk mutasi lebih menginfeksi orang.

"Inilah virus yang sedang menyebar sekarang," kata Shapire, dilansir Business Insider.

Para peneliti menyebut mutasi baru virus, penyebab penyakit yang dikenal sebagai Covid-19, G614. Strain sebelumnya disebut D614.

Baca Juga: WHO Akui Tahu Kasus Virus Corona Pertama dari Berita, Bukan Otoritas China

"Data pelacakan global kami menunjukkan varian G614 di Spike telah menyebar lebih cepat daripada D614. Kami menafsirkan ini berarti virus itu kemungkinan lebih menular."

Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML

"Yang menarik, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit," sambungnya.

Mereka mencatat, hingga 1 Maret 2020 varian G614 jarang ditemukan di luar Eropa, tetapi pada akhir Maret frekuensinya meningkat di seluruh dunia.

"Peningkatan frekuensi G614 sering berlanjut dengan baik setelah pemberlakuan karantina di rumah dan melewati masa inkubasi dua minggu berikutnya," lanjutnya.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Ada beberapa pengecualian, termasuk area Santa Clara, California dan Islandia, di mana bentuk D614 yang lebih tua tidak pernah digantikan oleh varian G yang lebih baru.

Baca Juga: Pasien Kanker Berisiko Meninggal Akibat Pandemi Virus Corona, ini Sebabnya

"Semua hasil sepakat bahwa bentuk G tiga sampai sembilan kali lebih menular daripada bentuk D," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI