Suara.com - Diabetes tipe 2 bisa menjadi kondisi kesehatan yang berbahaya jika tak dikelola dengan baik. Kondisi ini terjadi akibat telalu banyak glukosa atau gula dalam aliran darah.
Neuropati diabetik terjadi ketika kadar gula darah tinggi atau diabetes tipe 2 menyebabkan kerusakan saraf di seluruh tubuh.
Menurut Mayo Clinic dilansir dari Express, mononeuropati juga dikenal sebagai neuropati fokal mengacu pada kerusakan saraf tertentu. Misalnya, mati rasa atau kesemutan di tangan (termasuk jari, tapi tidak kelingking) adalah tanda mononeuropati dan diabetes tipe 2 yang tak terkontrol.
Contoh lain mononeuropati termasuk kelemahan di tangan yang bisa menyebabkan Anda bisa menjatuh barang tak disengaja. Selain itu, mononeuropati juga bisa menyebabkan kesulitan fokus atau penglihatan ganda dan sakit di belakang mata.
Baca Juga: Gatal Tanda Diabetes Tipe Dua, Covid-19 Sudah Ada Sejak Tujuh Tahun Lalu?
Neuropati ini bisa memengaruhi hingga 50 persen penderita diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol juga biasa menyebabkan kelumpuhan di satu sisi wajah atau bell's palsy.
Penderita diabetes bisa memiliki lebih dari satu jenis neuropati, tergantung pada saraf mana yang terpengaruh. Adapun 3 jenis neuropati, yakni neuropati perifer, neuropati otonom dan neuropati proksimal.\
1. Neuropati perifer
Jenis neuropati yang paling umum adalah neuropati perifer yang juga dikenal sebagai neuropari perifer distal. Gejala komplikasi diabetes ini biasanya lebih buruk di malam hari dan cenderung terlihat pada kaki.
Gejalanya meliputi mati rasa atau berkurangnya kemampuan merasakan kesakitan atau perubahan suhu.
Baca Juga: WHO Ungkap Kronologi Baru Awal Mula Penyebaran Virus Corona di China
Gejala lain dari neuropati perifer termasuk kesemutan atau sensasi terbakar, nyeri atau kram dan masalah kaki. Masalah kaki ini bisa berupa bisul, infeksi dan nyeri tulang atau sendi.