Suara.com - Dampak pandemi virus corona atau Covid-19 dirasakan nyaris oleh semua orang. Bahkan, dampak itu lebih berat bagi para penyandang disabilitas, khususnya disabilitas laring.
Dalam diskusi "Menggugat Tanggung Jawab Negara Terhadap Perlindungan HAM Penyandang Disabilitas Laring di Masa Pandemi Covid-19", Koordinator dan Instruktur Pelatih Perhimpunan Wicara Esofagus, Hellena Liswardi mengatakan bahwa sebelum masa pandemi, penyandang disabilitas laring sudah mengalami sejumlah masalah.
"Seperti misalnya fasilitas sarana dan prasarana yang tidak memadai, kemudian juga diskriminasi di tempat kerja hingga PHK, dan juga belum mendapatkan perhatian dari pemerintah," kata Hellena, dalam diskusi online, Jumat, (3/7/2020).
Di masa pandemi ini masalah yang dihadapi makin bertambah. Salah satunya ialah minimnya panduan menghadapi Covid-19 bagi para penyandang disabilitas laring.
Baca Juga: Donald Trump Sebut Dirinya Selalu Siap Pakai Masker
"lalu juga tidak adanya masker khusus leher bagi disabilitas laring. Kemudian jadwal pengobatan dan pemeriksaan juga terganggu sehingga sulit untuk mendapat rujukan," kata Hellena.
Oleh karena itu, Hellena meminta pemerintah untuk menyediakan panduan bagi penyandang disabilitas laring, menjamin akses kesehatan bagi penyandang DL selama pandemi Covid 19, memastikan penyaluran Bantuan Sosial, hingga, stop iklan promosi sponsor rokok, batasi penjualan rokok, naikkan cukai rokok.
Sebelumnya, ia juga menyampaikan bahwa rata-rata usia Penyandang Disabilitas Laring, lebih dari 50 tahun. Namun trennya, Disabilitas Laring juga mulai dialami oleh pasien berusia 20-30an tahun
"Pasien termuda berumur 23 Tahun, berasal dari Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 99 persen Disabilitas Laring ada riwayat, merokok atau terpapar asap rokok,"kata dia.
Baca Juga: Pakai Masker Timbulkan Risiko Kesehatan Lain, Mitos atau Fakta?