Hidroksiklorokuin Kembali Disebut Bisa Selamatkan Pasien Covid-19

Jum'at, 03 Juli 2020 | 17:26 WIB
Hidroksiklorokuin Kembali Disebut Bisa Selamatkan Pasien Covid-19
Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru yang mengejutkan menemukan bahwa obat anti-malaria kontroversial, hidroksiklorokuin membantu pasien bertahan hidup lebih baik di rumah sakit.

Dilansir dari CNN, sebuah tim di Henry Ford Health System di Michigan Tenggara pada Kamis (2/7/2020), mengatakan penelitian terhadap 2.541 pasien yang dirawat di rumah sakit menemukan bahwa mereka yang diberi hidroksiklorokuin jauh lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal.

Dokter Marcus Zervos, kepala divisi penyakit menular untuk Sistem Kesehatan Henry Ford, mengatakan 26 persen dari mereka yang tidak diberi hydroxychloroquine meninggal, dibandingkan dengan 13 persen dari mereka yang mendapat obat tersebut.

Tim melihat kembali pada semua orang yang dirawat di sistem rumah sakit sejak pasien pertama pada bulan Maret.

Baca Juga: Klorokuin Diberikan untuk Pasien Covid-19 di Indonesia, Berapa Dosisnya?

"Tingkat mortalitas kasar keseluruhan adalah 18,1 persen di seluruh kelompok, 13,5 persen pada kelompok hidroksiklorokuin dan 20,1 persen di antara mereka yang menerima hidroksiklorokuin plus azithromycin," catat tim dalam sebuah laporan yang diterbitkan dalam International Journal of Infectious Diseases.

"Sementara ada 22,4 persen di antara kelompok azithromycin saja, dan 26,4 persen untuk kedua obat," tambah catatan itu. 

Ini adalah penemuan yang mengejutkan karena beberapa penelitian lain tidak menemukan manfaat dari hidroksiklorokuin, obat yang awalnya dikembangkan untuk mengobati dan mencegah malaria.

Banyak penelitian menemukan bahwa pasien tidak hanya tak kunjung membaik, tapi malah cenderung menderita efek samping jantung usai konsumsi hidroksiklorokuin.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menarik izin penggunaan daruratnya untuk obat tersebut awal bulan Juli dan uji coba di seluruh dunia, termasuk uji coba yang disponsori oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Institut Kesehatan Nasional dihentikan.

Baca Juga: WHO Hentikan Uji Coba Klorokuin pada Pasien Covid-19

"Hasil kami berbeda dari beberapa penelitian lain," kata Zervos pada konferensi pers. 

"Apa yang kami anggap penting dalam diri kami adalah bahwa pasien harus dirawat lebih awal agar hidroksiklorokuin bermanfaat, perlu dimulai sebelum pasien mulai menderita beberapa reaksi kekebalan parah yang dapat dialami pasien dengan Covid-19," katanya. 

Menurut penelitian itu, kombinasi hidroksiklorokuin plus azithromycin disediakan untuk pasien tertentu dengan Covid-19 yang parah dan dengan faktor risiko jantung rendah.

Sejenis klorokuin yang digunakan sebagai bagian dari pengobatan pasien Covid-19 di Prancis pada Februari 2020. [AFP/Gerard Julien]
Sejenis klorokuin yang digunakan sebagai bagian dari pengobatan pasien Covid-19 di Prancis pada Februari 2020. [AFP/Gerard Julien]

Tim Henry Ford mengatakan mereka percaya temuan mereka menunjukkan hidroksiklorokuin dapat berpotensi bermanfaat sebagai pengobatan untuk virus corona.

"Penting untuk dicatat bahwa dalam pengaturan yang tepat, ini berpotensi menjadi penyelamat bagi pasien," kata Dr. Steven Kalkanis, CEO Henry Ford Medical Group, pada konferensi pers.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI