Suara.com - Sekolah dibuka kembali di Inggris saat tahun ajaran baru pada September mendatang. Namun, pihak sekolah tidak akan membatasi jumlah siswa di dalam kelas.
Sekretaris Pendidikan Gavin Williamson mengonfirmasi, sekolah dan perguruan tinggi diharapkan untuk membuka kelasnya saat tahun ajaran baru, dengan menerapkan langkah-langkah untuk pencegahan penyebaran virus corona.
Aturan membatasi 15 siswa di dalam kelas akan dihapus. Hal itu memungkinkan sekolah untuk memenuhi seluruh kelas.
Padahal sebelumnya, aturan pembatasan itu dibuat per gelombang sebagai tindakan pencegahan penularan. Berarti, kelompok di dalam sekolah dipisahkan satu sama lain. Jika salah satu anggota kelompok dinyatakan positif, seluruhnya harus diisolasi selama dua minggu.
Baca Juga: Pandemi di Tahun Ajaran Baru, Kemendikbud : Guru Siap Adaptasi Pembelajaran
Saat ini, jumlah kelompok itu akan dibiarkan jauh lebih besar dan tidak perlu melakukan isolasi jika salah satu anggotanya ada yang positif virus corona.
Tetapi pelacakan cepat akan dilakukan untuk menentukan siapa yang telah melakukan kontak dekat dengan seorang anak yang dites positif. Kemudian memberi tahu mereka untuk melakukan isolasi diri selama dua minggu.
Sementara anak-anak tidak akan diminta untuk menjaga jarak sosial secara penuh. Guru yang akan dituntut untuk menjaga jarak mereka dari anak-anak yang lebih tua.
Anak-anak yang lebih besar harus dipisahkan dari kelompok lain dan staf sekolah jika memungkinkan juga didorong untuk menjaga jarak mereka dalam kelompok.
Saran itu muncul ketika Pemerintah telah mengumumkan bahwa sekolah-sekolah akan diperintahkan untuk menjaga anak-anak di kelas. Batas ukuran kelompok juga akan dicabut mulai 20 Juli.
Baca Juga: Memahami Penyelenggaraan Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi Covid-19
Dilansir dari situs Mirror.co.uk, penutupan mungkin tidak diperlukan jika ada sejumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di sekolah.
Sekolah mungkin disebut memiliki 'wabah' jika memiliki dua atau lebih kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi dalam dua minggu. Tetapi penutupan seluruh sekolah umumnya tidak akan diperlukan jika sekolah menerapkan kontrol yang direkomendasikan.
Jika ada wabah di sekolah, unit mobil medis dapat dikirim untuk menguji murid juga staf sekolah yang telah melakukan kontak dengan orang yang dites positif. Tes akan fokus pada kelas orang tersebut, diikuti oleh kelompok yang seangkatan mereka, kemudian seluruh sekolah jika perlu.
"Untuk memastikan siswa dapat mengejar ketinggalan pembelajaran, sekolah akan diminta untuk melanjutkan pengajaran kurikulum yang luas dan seimbang dalam semua mata pelajaran, memanfaatkan fleksibilitas yang ada untuk mengatasi kesenjangan dalam pengetahuan," demikian bunyi rilis pemerintah Inggris.
“Tidak ada yang dapat menggantikan berada di kelas, jadi sejak sekolah, perguruan tinggi, dan taman kanak-kanak tertutup bagi sebagian besar anak-anak, kami telah bekerja keras untuk memastikan mereka dapat dibuka kembali sesegera mungkin," kata Sekretaris Pendidikan Gavin Williamson.
Williamson ingin meyakinkan orangtua bahwa pemerintah Inggris melakukan segala cara untuk memastikan sekolah, perguruan tinggi, dan penyedia lainnya seaman mungkin untuk anak-anak dan para pengajar. Menurutnya, pemerintah akan terus bekerja sama dengan para ahli ilmiah dan medis terbaik negara.