Suara.com - Setiap ayah pasti ingin dianggap sebagai teladan oleh anak-anaknya. Hal tersebut tergantung bagaimana cara ayah bersikap dan mendidik anak.
Psikolog anak dan remaja Mario Manuhutu, M.Si, menyarankan agar ayah jangan selalu memarahi anak saat berbuat salah.
"Kalau mau jadi teladan buat anak, mulailah dari diri sendiri. Jangan marah-marah kalau anak buat salah. Jangan dimarahin atau dibentak. Ngomong aja salahnya apa," kata Mario saat siaran langsung Instagram bersama Ayah & Bunda, Kamis (2/7/2020).
Menurut Mario, tindakan itu bisa membuat anak berpikir bahwa figur ayah atau laki-laki tidak harus menyampaikan teguran dan protes dengan cara marah. Namun bukan berarti seorang ayah menjadi tidak tegas.
Baca Juga: Bunda, Begini Cara Membantu Anak-Anak Memahami Situasi Pandemi Covid-19
"Tegas iya, itu berarti aturan tetap dijalankan tanpa harus marah. Banyak contoh yang bisa dilakukan. Misal anak harus buang sampah, ya ajarkan. Jadi ada interaksi, komunikasi. Dan selalu bilang ke anak, kalau bicara tatap matanya. Eye level kan penting," ucapnya.
Saat berinteraksi dengan anak, Mario mengingatkan, ayah jangan sibuk dengan ponsel. Ayah harus fokus hanya pada yang disampaikan anak agar ia merasa diperhatikan.
Menurut Mario, kesalahan yang sering terjadi adalah saat mengajarkan anak untuk disiplin. Untuk menjadi orangtua yang tegas, lanjut Mario, perlu konsistensi dalam menerapkan aturan yang diberlakukan kepada anak.
Kalau pun anak melakukan salah, sebaiknya orangtua tidak menunda untuk memberikan konsekuensi.
"Kalau anak melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan, ya konsekuensinya apa. Misalnya waktu bermain dikurangi, ponsel di ambil. Itu kan tegas," ujarnya.