Sementara, frekuensi mandi air panas tidak terkait dengan peningkatan risiko kematian jantung mendadak atau jenis stroke tertentu yang disebut perdarahan subaraknoid.
Analisis lebih lanjut dari suhu air yang disukai menunjukkan risiko 26 persen lebih rendah dan 35 persen lebih rendah dari penyakit kardiovaskular keseluruhan untuk air hangat dan panas.
Menurut penelitian ini, studi observasional ini tidak bisa menentukan penyebab seseorang mengalami perubahan atau penurunan risiko yang terkait dengan mandi air panas. Namun, temuan ini bisa jadi pertimbangan.
Baca Juga: Mengejutkan Hasil Tes Virus Corona Penumpang Garuda yang Tewas di Pesawat