Tragis, Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Banjarmasin Masih Tinggi

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 02 Juli 2020 | 14:58 WIB
Tragis, Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Banjarmasin Masih Tinggi
Ilustrasi kekerasan anak. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Iwan Fitriadi mengemukakan bahwa daerahnya masih menghadapi masalah tingginya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Menurut Iwan, aduan soal kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terus ada setiap bulan bahkan cenderung naik di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.

"Kalau dirata-rata, ada sekitar lima kasus setiap bulannya, bahkan cenderung naik di masa pandemi Covid-19," tuturnya seperti yang Suara.com kutip di Antara, Kamis (2/7/2020).

Menurut Iwan, rata-rata kasus itu dilatarbelakangi masalahan ekonomi yang membuat orangtua menjadi cepat emosi, hingga berbuat kekerasan kepada anak atau suami kepada istri yang sudah keterlaluan.

Baca Juga: Anak Sosialita Ini Positif Corona, Rela Dipisahkan dengan Bayinya

"Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini kan, ekonomi masyarakat memang banyak yang turun drastis, hingga agak stres memikirkan kelangsungan hidup, jadi cepat emosi terhadap anak dan istri, terjadilah tindakan kekerasan," paparnya.

Dia mengapresiasi masyarakat yang sigap dalam melaporkan adanya kekerasan terhadap anak dan perempuan di lingkungannya, hingga dapat ditangani cepat agar tidak sampai menjadi korban jiwa.

Sebab, ungkap dia, pihaknya kini sangat gencar menyosialisasikan agar jika terjadi tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan agar segera laporkan ke instansinya baik secara langsung atau lewat call center 082250453333.

Banyaknya aduan, kata Iwan, ini bisa dikatagorikan positif bisa juga negatif.

Sisi positifnya, sudah banyak masyarakat aktif dalam mengadukan adanya tindakan kekerasan terhadap anak dan perempuan ini. Negatifnya kekerasan terhadap anak dan perempuan di daerah ini terlihat jelas masih banyak, ujarnya.

Baca Juga: Makan Mie Pakai Roti, Inovasi ala Anak Kost Ini Bikin Warganet Mau Coba

Bahkan, kata dia, tidak sedikit yang harus dibawa ke ranah hukum, karena tidak ada titik temu untuk berdamai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI