Hati-hati, Anak Bisa Patah Hati ke Orangtua karena Hal Sepele Ini

Kamis, 02 Juli 2020 | 11:22 WIB
Hati-hati, Anak Bisa Patah Hati ke Orangtua karena Hal Sepele Ini
Ilustrasi anak sedih di pelukan orangtua. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maksud hati yang baik oleh orangtua ternyata bisa membuat anak patah hati. Menurut pakar, hal ini bahkan bisa terjadi karena hal sepele.

Psikolog Anak dan Pendidikan, Nabila Dian Nirmala mengungkap hasil riset terbaru di DKI Jakarta, yang mendapati harapan orangtua dan anak justru berbeda.

Orangtua merasa memberikan fasilitas dan benda sudah cukup, tapi anak berharap hubungan yang lebih dalam yaitu kasih sayang dan kehadiran orangtua.

"Realitanya, orang tua berpandangan bahwa dengan memberikan barang itu sudah cukup sebagai ungkapan kasih sayang. Tapi ternyata di sisi lain anak mengharapkan yang lain lebih daripada barang yaitu misalnya waktu waktu bersama-sama dengan keluarga, kemudian perhatian," ujar Dian dalam diskusi peluncuran kampanye ##SayItWithOreo, Rabu (1/7/2020).

Baca Juga: Pengin Peluk, Bocah Kangen Ayah Cuma Bisa Cubit Pipi Buat Warganet Sedih

Ilustrasi orangtua dan anak sedang adu argumen. [Shutterstock]
Ilustrasi orangtua dan anak. [Shutterstock]

Perhatian itu berbentuk, orangtua yang menanyakan dengan kasih bagaimana kegiatan anak di sekolah. Kegiatan apa yang dilakukan dan apa hal yang menyulitkannya untuk berkembang.

Bukan sekedar menjemput mengantar tanpa perasaan. Atau menyediakan fasilitas seperti sopir, uang saku yang banyak dan sebagainya tanpa perasaan.

"Mereka mengharapkan adanya kehadiran orang tua atau saudara yang utuh yang ada bersama mereka. Sehingga ada ruang ada tempat untuk mereka mengungkapkan apa yang di isi hatinya mereka," terangnya.

Kata Dian, kalau ini tidak bisa dilakukan maka pertumbuhan anak akan jadi kekeliruan, atau mudah terjadi salah paham. Jadilah antara ekspektasi orangtua dan realita yang dilakukan anak jelas berbeda.

"Keluarga diharapkan menjadi sarana atau wadah pertama anak untuk belajar menghadapi konflik. Karena memang sejak di rumah ada perbedaan pendapat, perbedaan pandangan," paparnya.

Baca Juga: Berkaca dari Laudya Cynthia Bella, Ini Cara Beri Kabar Perceraian ke Anak

"Nah, kalau anak tidak dibiasakan belajar menghadapi konflik nanti masa ketika sudah sampai ke terjun ke masyarakat, ketidakmampuan anak untuk menghadapi masalah hanya akan panjang sekali," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI