Suara.com - Serangan jantung merupakan kondisi darurat medis serius yang memerlukan penanganan segera. Seseorang bisa berisiko terkena serangan jantung mematikan atau infarks miokard jika mengalami diare terus-menerus.
Pada dasarnya, serangan jantung disebabkan oleh kurangnya darah yang mencapai jantung. Pasokan darah yang kurang membuat jantung rusak parah dan bisa mengancam jiwa.
Serangan jantung juga bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner, yang mana timbunan lemak menumpuk di arteri dan membatasi jumlah darah yang mencapai jantung.
Salah satu tanda yang paling tidak biasa dari serangan jantung adalah diare persisten. Menurut Dr Leor Perl, ahli jantung dan direktur medis vectorious medical Technologies dikutip dari Express, beberapa pasien yang mengalami infark miokard juga mengalami gejala gastrointestinal.
Baca Juga: Masker Kain Katun Paling Efektif Tangkal Virus Corona, Ini Klaim Peneliti
Gejala gastrointestinal terkait masalah jantung itu bisa termasuk rasa sakit atau sakit perut yang menyakitkan.
Pada beberapa pasien, diare mungkin merupakan tanda serangan jantung. Tapi, bukan berarti setiap diare mengartikan Anda berisiko terkena serangan jantung.
"Sebenarnya serangan jantung cenderung muncul dengan cara yang sangat heterogen," kata Leor.
Sementara gejala klasik yang berupa nyeri retrosternal itu sama sekali tidak biasa bagi pasien. Sub-populasi yang menajdi perhatian Leor melipusi lansia, pasien diabetes dan wanita.
Berikut adalah gejal atipikal yang lebih umum, yakni gejala gastrointestinal yang meliputi mual, muntah, sakit perut dan diare.
Baca Juga: Dinilai Berhasil, Kasus Virus Corona Covid-19 di Australia Kembali Naik
Gejala lainnya bisa termasuk hilangnya kesadaran, sinkop atau pingsan, sesak napas, sesak napas, rasa tidak enak atau kelemahan umum.