Suara.com - Sebuah temuan menarik terkait dampak penerapan lockdown terhadap penyalahgunaan narkoba diterbitkan baru-baru ini.
Dilansir DW Indonesia, peneliti Harvard menemukan bahwa lockdown, isolasi mandiri, dan social distancing membuat penggunaan dan kematian karena overdosis heroid di Amerika Serikat meningkat.
Hal ini terjadi karena para pecandu kesulitan mendapatkan dukungan dan akses program pemulihan.
Peter Grinspoon, seorang praktisi medis yang menulis untuk Blog Kesehatan Harvard, mengatakan bahwa pengguna yang biasanya mengkonsumsi narkoba dengan seorang teman sekarang mereka melakukannya sendirian.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Inggris Terapkan Lockdown di Kota Leicester
Jadi, seringkali tidak ada seorang pun yang memanggil ambulans jika mereka mengalami overdosis.
Di sisi lain, badan-badan internasional mulai dari Kantor Narkoba dan Kejahatan PBB (UNODC), Pusat Pemantauan Eropa untuk Narkoba dan Ketergantungan Obat (EMCDDA), serta lembaga lainnya menemukan bahwa lockdown menurunkan penggunaan narkoba.
Temuan awal EMCDDA menunjukkan bahwa penutupan kegiatan ekonomi pada malam hari memengaruhi penggunaan kokain dan MDMA atau yang umumnya dikenal sebagai ekstasi.
Penurunan penggunaan obat-obatan ini telah dikonfirmasi oleh studi air limbah di sejumlah kota di Eropa.
Meski begitu, para peneliti membutuhkan lebih banyak data dan untuk membandingkan penggunaan sebelum dan sesudah penguncian.
Baca Juga: Covid-19 di AS Melonjak, Sejumlah Negara Bagian Kembali Lockdown