Virus G4 Mirip Flu Babi Sudah Menginfeksi 35 Pekerja Industri Babi di China

Rabu, 01 Juli 2020 | 08:46 WIB
Virus G4 Mirip Flu Babi Sudah Menginfeksi 35 Pekerja Industri Babi di China
Ilustrasi flu babi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Senin (29/6/2020) illmuwan mengidentifikasi strain virus influenza baru pada babi di China. Virus yang dinamai G4 ini memiliki kemiripan dengan virus H1N1, penyebab wabah flu babi pada 2009 dan berpotensi pandemik.

Para ilmuwan mengidentifikasi virus melalui pengawasan virus influenza pada babi yang mereka lakukan dari 2011 hingga 2018 di sepuluh provinsi di China.

Selama waktu ini, lebih dari 29.000 sampel swab hidung dikumpulkan dari babi yang disembelih. Mereka juga mengumpulkan lebih dari 1.000 jaringan paru-paru babi ternak yang memiliki tanda-tanda penyakit pernapasan.

Dari sampel ini, peneliti mengisolasi 179 virus flu babi yang sebagian besar berasal dari strain G4 yang baru diidentifikasi.

Baca Juga: Tumbuh Tentakel, Mutasi Virus Corona Diklaim Kian Mengerikan

Mereka juga menemukan bahwa strain G4 memiliki kemampuan mengikat reseptor tipe manusia, bereplikasi dalam sel epitel saluran napas manusia.

Ilustrasi babi, binatang yang diyakini para ilmuwan bisa dijadikan inkubator organ tubuh manusia (Shutterstock).
Ilustrasi babi (Shutterstock).

"Babi adalah inang perantara pemicu pandemi virus influenza. Karenanya, pengawasan sistematis virus influenza pada babi adalah kunci untuk pra-peringatan kemunculan pandemi influenza berikutnya," kata penulis studi, George F. Gao, dilansir dari Indian Express.

Namun, peneliti tidak yakin bahwa strain ini disebut baru, sebab sudah ditemukan di populasi babi di China sejak 2016.

Dalam makalahnya yang terbit di PNAS, peneliti juga menulis bahwa 35 dari 338 (10,4%) pekerja di industri babi di China telah positif terinfeksi virus G4 EA H1N1 ini, diketahui berdasarkan tes serologi atau tes darah untuk mendeteksi antibodi.

"Terutama untuk pekerja berusia 18 hingga 35 tahun, yang memiliki tingkat seropositif 20,5%. menunjukkan bahwa virus G4 EA H1N1 yang dominan telah memperoleh peningkatan infektivitas manusia," tulis peneliti.

Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 di Awal Kasus Masih Rentan pada Mutasi Virus Corona

"Infektivitas seperti itu sangat meningkatkan peluang adaptasi virus pada manusia dan menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan generasi virus pandemi," sambung mereka.

Oleh karenanya, peneliti menekankan untuk segera mengendalikan virus G4 Eurasian-Avian (EA) H1N1 pada babi ini dan memonitor populasi manusia, terutama pekerja di industri babi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI