Covaxin, Kandidat Vaksin Covid-19 dari India yang Memasuki Tahap Uji Klinis

Rabu, 01 Juli 2020 | 07:45 WIB
Covaxin, Kandidat Vaksin Covid-19 dari India yang Memasuki Tahap Uji Klinis
Ilustrasi vaksin Covid-19 (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak ilmuwan dari beberapa negara di seluruh dunia sedang berusaha mengembangkan vaksin Covid-19, tak terkecuali India. Dari negara tersebut, kandidat vaksin yang dinamai covaxin saat ini sudah mengantongi izin untuk dilakukan uji klinis manusia.

Covaxin ini dikembangkan oleh Bharat Biotech India (BBIL) serta Indian Council of Medical Research’s National Institute of Virology (NIV), dan sudah mendapat izin oleh Organisasi Kontrol Standar Obat-obatan Pusat India untuk melakukan uji klinis manusia pada bulan Juli.

Pengembangan vaksin ini berawal dari NIV yang mengisolasi strain virus corona dari pasien Covid-19 yang asimptomatik atau orang tanpa gejala (OTG) dan memindahkannya ke BBIL pada awal Mei.

Perusahaan kemudian menggunakannya untuk mengembangkan vaksin tidak aktif, menggunakan virus yang sudah dimatikan, di Hyderabad.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Ngaku Rugi Miliaran Rupiah karena Corona, Halu?

"Setelah vaksin disuntikkan ke manusia, ia tidak memiliki potensi untuk menginfeksi atau bereplikasi, karena itu adalah virus yang dimatikan. Ini hanya berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh sebagai virus mati dan merangsang respon antibodi terhadap virus," kata perusahaan itu, dikutip dari Indian Express.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

Dengan perizinan yang dikantonginya, covaxin menjadi lebih maju daripada dua kandidat vaksin Covid-19 lainnya yang dikembangkan oleh Bharat Biotech melalui kolaborasi global.

Vaksin pertama dikembangkan bekerja sama dengan Thomas Jefferson University, sedangkan yang kedua dengan University of Wisconsin-Madison. Berdasarkan data WHO, kedua kandidat ini saat ini berada dalam tahap pra-klinis.

Namun, vaksin ini masih jauh di belakang vaksin ChAdOx1-S, yang dikembangkan AstaZeneca dan University of Oxford. Salah satu kandidat vaksin terkuat ini sudah dalam uji coba fase III.

Moderna, yang juga hampir memulai uji coba fase III untuk kandidat vaksin mRNA yang dienkapsulasi LNP dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, adalah kandidat terkuat kedua.

Baca Juga: Tambah 198 Pasien, Positif Corona di Jakarta Capai 11.278 Orang

Terlepas dari covaxin, yang tidak terdaftar di antara vaksin percobaan secara global, setidaknya ada enam kandidat lain sedang dalam uji coba Fase I / II dan lima lainnya dalam uji Fase I secara global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI