Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati fibroblast berjalan di endometrium, sel yang mengatur sel-sel dalam lapisan rahim.
Peristiwa metilasi sel atau perkembangan dibandingkan pada DNA wanita dalam 5 tahap endometriosis dan wanita yang sehat. Peneliti melihat pola dan fungsi yang baik-baik saja setelah sel-sel terpapar hormon.
Hormon yang dimaksud adalah estrogen, progesteron dan keduanya, yakni hormon utama yang terlibat dalam menstruasi.
Studi ini menunjukkan bahwa pola metilasi dan fungsi gen antara semua kelompok sel sebelum terpapar hormon dengan paparan masing-masing jenis individu, kemudian terkombinasi.
Baca Juga: Waspada, Orang dengan Endometriosis Berisiko Terinfeksi Corona Covid-19
Perbedaan dalam sel antara tahap satu dan lima sel endometrium bisa berarti bahwa ada 2 subtipe kondisi daripada 1 kondisi dengan berbagai tahap.
"Data menunjukkan bahwa interaksi yang tepat dari hormon dan metilasi DNA sangat penting dalam fungsi rahim normal," kata Prof Sahar Houshdaran, penulis utama studi dikutip dari Daily Star.
Perubahan dalam interaski inilah memainkan peran dalam infertilitas yang sering menyertai endometriosis.
"Temuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa perbedaan dalam pola metilasi suatu hari bisa digunakan untuk mendiagnosis endometriosis dan menentukan perawatan yang tepat," kata Profesor Stuart Moss, dari NICHD's Fertility and Infertility Branch.
Baca Juga: Wanita Langsing dan Tinggi Lebih Mungkin Mengembangkan Endometriosis