Harapan Baru, Peneliti Temukan Tes untuk Deteksi Endometriosis Lebih Cepat

Selasa, 30 Juni 2020 | 20:00 WIB
Harapan Baru, Peneliti Temukan Tes untuk Deteksi Endometriosis Lebih Cepat
Ilustrasi perempuan menderita endometriosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim mulai tumbuh di tempat lain, seperti saluran tuba.

Gejala endometriosis meliputi nyeri menstruasi yang parah, nyeri saat berhubungan seks, sakit punggung, darah dalam urine, masalah pencernaan dan kesulitan hamil.

Parahnya lagi, sebagian besar wanita mengalami pertumbuhan jaringan ini tidak hanya di organ reproduksi. Artinya, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang sangat dahsyat bila dibiarkan.

Namun, diagnosis kondisi ini mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun, karena gejala endometriosis yang sangat bervariasi.

Baca Juga: Waspada, Orang dengan Endometriosis Berisiko Terinfeksi Corona Covid-19

Eastenders Mica Keeble, salah satu penderita endometriosis yang membuatnya mengalami kerusakan paru-paru berkali-kali. Selain itu, ia juga mengalami pendarahan selama 3 bulan berturut-turut.

Saat ini, satu-satunya tes untuk memastikan seseorang menderita endometriosis adalah laparoskopi. Lantas, operasi invasif adalah tindakan medis untuk mengangkat jaringan endometriosis.

Ilustrasi sakit perut (shutterstock)
Ilustrasi perempuan menderita endometriosis (shutterstock)

Tetapi, penelitian baru dari University of California menunjukkan bahwa DNA bisa menghadirkan alat diagnostik baru.

Temuan ini bisa membantu tenaga medis untuk menentukan perawatan endometriosis yang lebih baik dan wanita yang menderita kondisi ini bisa didiagnosis lebih awal.

Para ilmuwan telah membandingkan DNA di dalam rahim wanita yang terkena endometriosis dan wanita yang tidak mengalami masalah kesehatan tersebut.

Baca Juga: Wanita Langsing dan Tinggi Lebih Mungkin Mengembangkan Endometriosis

Tingkat keparahan kondisi ini ditunjukkan dari ragam gejalanya dan respons hormon siklus menstruasinya yang berbeda-beda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI