Suara.com - Katy Perry menjadi salah satu penyanyi papan atas yang sangat terbuka dengan masalah kesehatan mental. Pada Mei lalu ia sempat menceritakan bagaimana perjuangannya mengatasi depresi, yang dialaminya sekitar 2017 dan 2018.
"Aku harus benar-benar melakukan berbagai perawatan kesehatan mental," katanya pada Vogue India, Mei lalu.
Kali ini, dalam wawancara terbaru dengan radio Kanada Q on CBC, perempuan 35 tahun ini mengungkapkan bagaimana ia pernah merasa sangat buruk hingga ingin bunuh diri setelah perpisahannya dengan Orlando Bloom pada 2017 dan penjualan albumnya yang buruk.
Perempuan bernama asli Katheryn Hudson mengatakan dia dibiarkan berkubang dalam kesedihannya sendiri setelah mencapai titik terendah dalam kehidupan pribadi dan pekerjaannya.
Baca Juga: Dicabuli Pendeta hingga Depresi, Gadis ABG Bunuh Diri Tenggak Racun
"Aku kehilangan senyum. Aku tidak tahu apakah senyumku tulus, seperti, ini benar-benar senyumku, tetapi aku sudah lama memaksakan senyum," katanya, dilansir dari CNN Internasional.
Perry mengaku ia juga merasa kariernya menurun dan membuatnya hancur. Tapi, akibat pengalaman ini, Katy Perry percaya rasa syukur adalah hal yang menyelamatkannya.
"Syukur, kemungkinan, adalah hal yang menyelamatkan hidupku, karena jika aku tidak menemukan rasa syukur itu, mungkin aku sudah berkubang dalam kesedihanku tapi aku menemukan cara untuk bersyukur," sambungnya.
Ia menambahkan, keimanannya juga membantunya pulih. Setelah merawat depresi dan kecemasannya selama bertahun-tahun, ia memiliki pandangan hidup yang berbeda.
"Harapan selalu menjadi pilihan bagiku, karena hubunganku dengan Tuhan dan sesuatu yang lebih besar dariku," lanjutnya.
Baca Juga: Sempat Depresi, Kisah Perempuan Berkursi Roda yang Kini Sukses Jadi Model
Katy Perry mengatakan ia berharap kehidupannya memiliki suatu tujuan dan suatu alasan, yang membuatnya merasa berharga. "Ya, kau tahu lah, setiap orang yang diciptakan (tentu) punya tujuan hidup," tandasnya.