Suara.com - Bekerja dari rumah selama pandemi virus corona Covid-19 tidak hanya berdampak pada kondisi mental, tetapi juga kesehatan fisik seseorang.
Karena, kondisi kerja di rumah mungkin jauh berbeda dengan di kantor. Seseorang mungkin saja bekerja di kamar, sofa hingga duduk di lantai selama work from home (WFH).
Berbeda, bila seseorang memiliki ruang kerja khusus atau pemandangan kebun selama bekerja di rumah. Mereka mungkin tidak akan mengalami masalah apapun.
"Namun, orang yang bekerja di tempat tidur, ruangan sempit atau posisi berlutut karena tidak memiliki ruang kerja khusus mungkin akan menghadapi banyak masalah," kata Profesor Robert Dingwall, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Nottingham Trent dikutip dari Express.
Baca Juga: Pasien Virus Corona di ICU Berisiko Alami Masalah Jantung, Ini Temuannya!
Kondisi itu bisa menyebabkan epidemi punggung, leher dan masalah muskuloskeletal lainnya serta cedera regangan berulang.
Sakit muskuloskeletal adalah sakit yang memengaruhi otot, ligamen, tendon dan tulang. Penyebab sakit muskuloskeletal ini bervariasi.
Dilansir dari webmd.com, jaringan otot bisa rusak dengan keausan aktivitas seharu-hari. Trauma ke suatu daerah (gerakan menyentak, kecelakaan mobil, jatuh, patah tulang, terkilir, dislokasi dan pukulan langsung ke otot) juga bisa menyebabkan nyeri otot dan tulang.
Penyebab lainnya termasuk ketegangan postural, gerakan berulang dan imobilisasi berkepanjangan. Perubahan postur atau mekanika tubuh yang buruk dapat menyebabkan masalah penyelarasan tulang belakang dan pemendekan otot.
Orang dengan maalah muskuloskeletal kadang mengeluh bahwa seluruh tubuhnya sakit. Otot mereka mungkin terasa seperti ditarik atau terlalu banyak bekerja.
Baca Juga: Semua Pasien Virus Corona Klaster Ijtima Gowa dari Sragen Sembuh
Terkadang, otot berkedut atau terbakar. Gejalanya bervariasi dari orang ke orang. Tapi, gejala umumnya termasuk rasa sakit, kelelahan dan gangguan tidur.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan riwayat kesehatan untuk mendiagnosis muskuloskeletal. Selain itu, dokter bisa melakukan studi diagnostik untuk mengonfirmasi diagnosis.