Ilmuwan Nilai Obat Penurun Kolesterol Statin dapat Digunakan untuk Covid-19

Senin, 29 Juni 2020 | 15:52 WIB
Ilmuwan Nilai Obat Penurun Kolesterol Statin dapat Digunakan untuk Covid-19
Ilustrasi obat. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada banyak obat eksperimental yang digunakan untuk mengobati pasien Covid-19. Sekarang ilmuwan mengatakan obat statin penurun kolesterol dapat membantu mengurangi angka kematian.

Studi baru dari Universitas Wuhan, China, menunjukkan penggunaan obat penurun kolesterol ini dapat mencegah kematian serta sakit parah pada pasien Covid-19.

Temuan yang terbit dalam jurnal Cell Metabolism ini juga menujukkan risiko kematian dan hasil negatif lainnya tidak meningkat dengan pengobatan kombinasi yang terdiri dari statin, obat penurun tekanan darah bernama inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE) dan angiotensin II receptor blockers (ARBs).

Obat dapat Mencegah Kerusakan Organ

Baca Juga: Jalur Pantura Antara Surabaya-Semarang Rawan Penularan Covid-19

Statin dijadikan obat eksperimental karena obat-obatan ini memperlambat perkembangan cedera paru-paru pada hewan, meningkatkan respon sel kekebalan, dan mengurangi peradangan, yang kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi Covid-19 parah seperti kerusakan organ.

Meskipun statin umumnya memiliki profil keamanan yang sangat baik pada manusia, penelitian pada hewan menunjukkan statin meningkatkan ekspresi angiotensin-converting enzyme II (ACE2), reseptor yang mengikat dan digunakan virus corona untuk memasuki sel inang.

Ilustrasi obat virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi obat virus corona. [Shutterstock]

Menyebabkan 19% Penurunan Angka Kematian

Di sisi lain, dilansir The Health Site, penelitian pada hewan juga menunjukkan ACE2 melindungi organ seperti paru-paru terhadap cedera yang disebabkan oleh virus.

Jadi, belum jelas bagaimana hasil klinis pada pasien dengan Covid-19 dipengaruhi oleh penggunaan statin, baik sendiri atau dalam kombinasi ACE inhibitor dan ARB.

Baca Juga: Terkuak! Jokowi Berkali-kali Ultimatum Menteri yang Lamban Atasi Covid-19

Untuk mengetahui hasilnya, pemimpin studi Li dan rekan-rekannya melakukan penelitian retrospektif terhadap 13.981 pasien corona yang dirawat di 21 rumah sakit di Provinsi Hubei, Cina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI