Infeksi Jamur pada Kulit Wajah Bisa Dipicu oleh Pemakaian Masker

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 29 Juni 2020 | 08:16 WIB
Infeksi Jamur pada Kulit Wajah Bisa Dipicu oleh Pemakaian Masker
Ilustrasi memakai masker dapat memicu infeksi jamur pada kulit wajah. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi panas dan lembap adalah pemicu pada hampir semua infeksi jamur. Dalam hal infeksi jamur pada kulit wajah, penggunaan masker selama pandemi Covid-19 diduga menjadi salah satu pemicunya.

Tentu saja masker bukan satu-satunya penyebab infeksi jamur pada kulit wajah. Tapi, lingkungan yang panas, lembap. dan kain masker yang ketat dapat memperburuk infeksi jamur atau bakteri pada kulit wajah.

Dilansir dari Huffpost, dokter kulit Dr. Susan Massick menjelaskan bahwa manusia sebenarnya sudah memiliki jamur di kulitnya. "Infeksi jamur dapat terjadi pada lingkungan yang hangat dan lembap, tetapi sering juga dikaitkan dengan faktor lain (diabetes, sistem kekebalan tubuh yang terganggu, antibiotik yang baru-baru ini digunakan, kebersihan yang buruk) yang memungkinkan jamur tumbuh tanpa terkendali,” katanya.

Lalu, apa saja jenis infeksi jamur yang bisa muncul pada wajah?

Baca Juga: Ini 3 Jenis Infeksi yang Bisa Terjadi Setelah Olahraga

Infeksi jamur bisa muncul di bagian wajah manapun dengan tampilan yang bervariasi.

Tinea faaciei, misalnya, akan muncul di kulit dengan bentuk seperti cincin merah dengan batas tajam. Sementara perleche (biasanya disebabkan oleh jamur candida) akan muncul sebagai kerak di sudut bibir, berpotensi tumbuh menjadi papula merah dan bercak merah yang lebih besar.

Bentuk infeksi jamur yang paling umum pada wajah adalah dermatitis seboroik, suatu kondisi kronis yang diperburuk oleh jamur pada kulit. "(Paling banyak muncul) di wajah, terutama di lipatan hidung, alis, dan di dalam dan sekitar telinga," jelas Massick, yang menyebutkan gejalanya sebagai ruam merah dengan skala kekuningan, dan berminyak.

Kemudian ada juga pityrosporum folliculitis (juga dikenal sebagai Malassezia), yang menurut Massick, dapat menyebabkan peradangan pada folikel rambut dan terlihat seperti jerawat kecil dan merah.

Mengenakan masker selama berjam-jam dapat meningkatkan peluang terkena infeksi dan iritasi.

Baca Juga: Awas! Perempuan dengan Diabetes Rentan Infeksi Jamur Vagina

Untuk menghindarinya, dokter kulit Dr. Peterson Pierre mengatakan untuk sesekali melepas masker.

"Semakin banyak waktu istirahat yang bisa Anda berikan pada kulit wajah dari masker, semakin baik," katanya.
"Ini akan mengurangi panas, keringat, kelembapan, iritasi, dan juga meningkatkan aliran udara, yang semuanya akan mengurangi risiko infeksi jamur."

Orang dengan kondisi kulit seperti eksim juga lebih mungkin mengalami iritasi akibat masker, kata Fisher, yang membuat mereka rentan terhadap infeksi kulit, termasuk bakteri dan jamur.

Lalu, bagaimana cara menghindari infeksi jamur pada kulit wajah gara-gara masker?

Massick mengatakan bahwa mengganti masker Anda dengan masker yang terbuat dari katun bisa mengurangi kemungkinan infeksi jamur.

"Masker yang dibuat dari bahan katun 100% mungkin merupakan pilihan kain yang lebih nyaman untuk dipertimbangkan. Masker katun juga lembut untuk kulit, tidak kasar atau gatal, dan biasanya nyaman saat bernafas," katanya.

Massick merekomendasikan untuk membawa masker cadangan saat keluar rumah, sehingga Anda bisa mengganti masker saat masker basah atau kotor.

Fisher juga menyarankan untuk mencuci masker Anda dengan deterjen lembut.

"Menghindari deterjen yang keras dan beraroma keras, serta menggunakan pelembut kain, akan membantu memperpanjang umur masker, dan kecil kemungkinannya menyebabkan iritasi pada kulit," katanya.

Terakhir, untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit wajah, Anda bisa menggunakan salep antijamur yang banyak dijual di apotek. Namun, Massic memperingatkan untuk tidak menggunakan steroid topikal, kecuali digunakan sesuai petunjuk dokter, karena dapat memperburuk infeksi jamur jika digunakan secara tidak benar.

Kemudian, gunakan pembersih wajah yang mengandung asam salisilat atau benzoil peroksida untuk membantu mengurangi produksi minyak pada kulit.

Jika ruam tidak merespons terhadap perawatan yang dijual bebas, Fisher menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter kulit.

Begitu pula jika ruam memburuk, atau menjadi lebih merah seiring berjalannya waktu.

"Infeksi jamur pada kulit umumnya merah, bersisik, terkadang gatal, dan lambat laun bisa memburuk jika tidak diobati," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI