Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat telah memperbarui informasi mengenai kehamilan dan Covid-19. Hal itu didasarkan pada penelitian terhadap 8.200 wanita hamil dan 83.200 wanita tidak hamil di AS berusia 15 hingga 44 tahun yang dites positif Covid-19 antara Januari dan Juni 2020.
Studi ini menunjukkan kehamilan dapat meningkatkan risiko sakit parah apabila wanita tersebut juga menderita Covid-19. Mereka cenderung memerlukan bantuan ventilator atau dirawat di ruang ICU dibandingkan wanita yang tidak hamil.
Meski begitu, studi juga menunjukkan mereka tidak memiliki peningkatan risiko kematian. Risiko kematian baik pada wanita hamil dan tidak hamil sama-sama sebesar 0,2%.
"Wanita hamil mungkin berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit parah dari Covid-19 dibandingkan dengan mereka yang tidak hamil," tulis ilmuwan studi ini, dilansir Live Science.
Baca Juga: Covid-19 Tidak Menghentikan Penggunaan Narkoba
Menurut Dana Meany-Delman, wakil manajer penanganan Covid-19 di CDC, ini adalah kabar baik sekaligus kabar buruk.
Ia menambahkan, sangat penting untuk menyampaikan informasi bahwa wanita hamil perlu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari Covid-19.
Namun, penelitian baru memiliki beberapa keterbatasan, yaitu bahwa banyak data yang hilang. Sebagai contoh, bagi banyak wanita di kedua kelompok, dokter tidak melaporkan berapa yang membutuhkan ICU, memerlukan ventilator, atau meninggal.
Jadi, hasil tersebut bisa lebih umum (pada satu atau kedua kelompok) dari perkiraan penelitian.
Selain itu, penelitian ini juga tidak membahas bagaimana risiko infeksi Covid-19 pada masing-masing trimester dan apakah kondisi ini akan memengaruhi janin.
Baca Juga: Mencegah Risiko Penyakit Parah, Ini Peran Vitamin D bagi Pasien Covid-19
Selama pandemi, CDC merekomendasikan agar wanita hamil membatasi interaksi dengan orang lain sebanyak mungkin. Apabila mereka berinteraksi dengan orang lain, sebaiknya mengambil tindakan pencegahan seperti menjaga jarak 1,8 meter dan mengenakan masker.