Handoko mengklaim jika RT-LAMP memiliki kemampuan setara dengan uji PCR dan dapat menggantikan rapid test.
"Ini akan lebih bisa diandalkan dan akan menjadi pengganti rapid test. Karena, kalau rapid test agak menipu lantaran perlu tujuh hari untuk menunggu terbentuk antibodi," papar Handoko.
Pasalnya RT-LAMP tidak harus menunggu antibodi IgM dan IgG terbentuk selama tujuh hari layaknya rapid test karena yang diperiksa RT-LAMP bukanlah antibodi.
Dengan demikian, deteksi bisa lebih cepat dilakukan. Kelebihan lainnya, RT-LAMP lebih praktis karena hanya memerlukan kolam air dengan suhu 60 derajat Celsius dan bisa dilakukan di mana saja.
Baca Juga: Fahri Hamzah Curhat Harga Tes Corona Mahal, Fadli Zon: Peluang Bisnis Baru
Waktu reaksinya pun terbilang cukup singkat, yakni 1 jam, lebih cepat dibanding uji PCR yang membutuhkan waktu 4 jam ekstraksi.
Handoko mengatakan bahwa RT-LAMP telah digunakan untuk medeteksi virus influenza, MERS, dan SARS. Ada pun reagen untuk reaksi RT LAMP tersedia dengan harga lebih murah sekitar Rp10 juta untuk 100 reaksi.
"Harapannya bulan Agustus atau September uji validasi dan optimalisasi sudah selesai," imbuh Handoko.
Banyak Hikmah
Lebih lanjut, Handoko mengatakan meski pandemi virus corona membuat semua kegiatan riset lapangan terhenti. Namun pandemi ini memberikan hikmah dan tantangan baru kepada peniliti-peneliti LIPI untuk memberikan ide-ide mereka dalam menangani krisis ini.
Baca Juga: Diduga Ketakutan Tes Corona, Pasar Ayub Kebon Jeruk Mendadak Sepi Pedagang
“Dan yang lebih penting semuanya sebenarnya membuat kita memiliki starting point yang sama dengan kompetitor kita di luar negeri. Vaksin adalah contoh paling mainstream,” imbuhnya.