Handoko menuturkan di masa normal baru, kebutuhan untuk deteksi cepat dan diagnosa Covid-19 semakin tinggi.
Oleh karena itu, diperlukan penguatan dari sisi kapasitas dan kemampuan melakukan pemeriksaan dan diagnosa untuk mendukung percepatan deteksi Covid-19 di masyarakat dan kegiatan ekonomi bisa berjalan produktif dengan memastikan kondisi sehat.
Pemeriksaan dan diagnosa itu dilakukan dengan tes cepat Covid-19 dan uji usap dengan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode PCR.
"Teknologi alternatif berbasis virusnya sendiri bukan antibodi menjadi mutlak," tutur Handoko. [ANTARA]
Baca Juga: Balitbangkes: Indonesia Mampu Tes Covid-19 Hingga 30 Ribu Spesimen Per Hari