Suara.com - Tes spesimen Covid-19 harus diperbanyak, jika ingin data terkait pasien virus Corona Covid-19 di Indonesia lengkap dan akurat.
Dilansir ANTARA, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan pemeriksaan spesimen untuk mendeteksi Covid-19 menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) idealnya satu persen dari jumlah penduduk.
"Pemeriksaan Covid-19 idealnya satu persen dari populasi," kata Handoko dalam pertemuan dengan media secara virtual di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Handoko menuturkan jika DKI Jakarta dengan populasi 10 juta penduduk, maka pemeriksaan Covid-19 idealnya dilakukan pada 100 ribu orang atau satu persen dari jumlah penduduk.
Baca Juga: Balitbangkes: Indonesia Mampu Tes Covid-19 Hingga 30 Ribu Spesimen Per Hari
Saat ini, Pemerintah Indonesia menargetkan setiap hari ada 20.000 pemeriksaan spesimen terduga Covid-19 dengan metode PCR.
Jumlah itu meningkat dari target sebelumnya yang telah tercapai yakni 10.000 pemeriksaan spesimen dengan metode PCR.
Target 20.000 uji spesimen per hari masih tergolong jauh dari ideal satu persen dari jumlah populasi penduduk untuk pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan menggunakan metode PCR meskipun bertambah secara bertahap tapi masih perlu waktu cukup lama untuk mendapatkan hasilnya.
Umumnya jika uji usap dan pemeriksaan laboratorium di swasta, butuh tiga sampai empat hari untuk mendapat hasil pemeriksaan entah positif atau negatif Covid-19. Menurut Handoko, jangka waktu lama hasil pemeriksaan diperoleh itu tidak ideal.
Baca Juga: Kejar Target, Kemenkes akan Tambah Jam Kerja Lab Spesimen Corona
Handoko mengatakan jika bisa uji usap dan pemeriksaan laboratorium dilakukan pada hari yang sama, dan hasilnya seharusnya keluar pada hari itu juga.