Minim Informasi, Sekelompok Orang Ini Masih Tak Tahu Ada Pandemi Covid-19

Jum'at, 26 Juni 2020 | 15:04 WIB
Minim Informasi, Sekelompok Orang Ini Masih Tak Tahu Ada Pandemi Covid-19
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setengah tahun menjadi pandemi paling berpengaruh, sulit membayangkan bahwa ada kelompok orang yang masih tidak tahu tentang Covid-19.

Pada kenyataanya, sejumlah migran yang tiba di Somalia memberi tahu pekerja pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mereka tidak tahu menahu soal Covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari 9,5 juta orang di dunia.

Dilansir dari Medical Xpress, Organisasi Internasional untuk Migrasi, agen migrasi PBB mewawancarai orang-orang di perbatasan Somalia, persimpangan jalan di salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia.

Para migran biasanya melintasi Laut Merah dengan menyelundup, melalui Yaman yang dilanda perang, dan masuk ke negara-negara Teluk yang kaya .

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Menteri Kesehatan Zimbabwe Malah Terlibat Korupsi

Pertanyaan untuk migran sederhana, meliputi asal, tujuan dan alasan mereka bermigrasi.

Tetapi setelah infeksi pertama dikonfirmasi di Somalia, PBB menambahkan pertanyaan baru kepada para migram, yakni: Berapa banyak orang dalam kelompok Anda yang mengetahui tentang virus corona Covid-19?

Hingga 20 Juni, lebih dari setengah (51 persen) dari 3.471 orang yang disurvey mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar tentang Covid-19.

"Pertama kali saya melihat ini, saya juga sangat terkejut," kata Celeste Sanchez Bean, seorang manajer program dengan agensi Amerika Serikat yang berbasis di ibukota Somalia, Mogadishu.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)

Temuan ini menjadi pengingat tantangan besar dalam menjangkau semua orang di dunia dengan informasi tentang pandemi.

Baca Juga: Yaman Hadapi Covid-19 di Tengah Perang, Kolera, dan Kelaparan

"Para migran itu seringkali adalah para pemuda dari bagian pedesaan di negara tetangga, Ethiopia. Sebagian besar tidak mengenyam pendidikan dan beberapa dari wilayah dengan akses internet rendah," kata Bean.

"Dalam wawancara-wawancara sebelumnya, banyak migran bahkan tidak menyadari bahwa sedang terjadi perang di Yaman, langkah selanjutnya dalam perjalanan mereka," tambahnya.

"Dengan pemikiran itu, saya tidak terlalu terkejut bahwa tingkat kesadaran akan virus corona masih sangat rendah," ungkap Bean.

Bean bersama timnya kemudian memberikan penjelasan singkat tentang pandemi, termasuk bagaimana virus itu menular, deskripsi gejala dan langkah-langkah pencegahan.

"Sekarang dengan pandemi yang melukai ekonomi lokal, banyak migran tidak dapat menemukan pekerjaan yang memungkinkan mereka menghemat uang untuk perjalanan selanjutnya," kata Bean.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI