Suara.com - Dokter gizi menyebut buah dan sayur tidak saling menggantikan, melainkan wajib dikonsumsi bersamaan karena kandungan serat dan vitamin yang berbeda.
Ya, panduan makan gizi seimbangan membuat serat sebagai salah satu menu wajib yang ada di piring makan. Meski sama-sama mengandung serat, jenis serat di buah dan sayur tidak sama lho.
Dokter gizi dr. Hilna Khairunnisa Shalihat, M.Gizi, Sp.GK mengatakan sayuran adalah kategori serat tidak larut dan buah-buahan adalah kategori serat larut.
"Buah tidak akan menggantikan sayur, karena di dalam buah-buahan nggak ada satu vitamin yang penting yaitu vitamin K yang sumbernya dari luar yang di hasilkan oleh bakteri-bakteri baik yang ada di saluran pencernaan, karena vitaminhya nggak lengkap," ujar dr. Hilna, dalam acara Webinar FibreFirst, Kamis (25/6/2020).
Baca Juga: Daftar 5 Makanan Kaya Serat yang Baik untuk Kesehatan Jantung
Ia mengatkan ada baiknya dibandingkan serat tidak larut yang ada pada sayur, lebih baik diperbanyak serat larut yang ada pada buah-buahan. Adapun perbandingannya 2 dibanding 1.
"Kemudian buah dan sayur selain butuh seratnya juga berbagai vitaminnya. Kalau porsi dari buah-buahan (banyak) otomatis gula sederhananya juga akan semakin tinggi. Gula sederhana akan mencetuskan (mengikat) radikal bebas," terang dr. Hilna.
Serat tidak larut pada sayur ini bisa terlihat dari bentuk fases, sehingga melancarkan buang air besar. Tapi buah-buahan juga baik untuk pencernaan karena bisa mengikat dan membuang radikal bebas termasuk racun agar hilang.
"Kalau buah-buahan dia larut, yang larut bagus juga. Butuhnya 2:1, dibandingkan dengan yang tidak larut. Jadi ingat bukan hanya buah aja," tutup dr. Hilna.
Sehingga intinya, di antara sayur dan buah tidak bisa saling menggantikan, tapi keduanya harus tetap dikonsumsi pada waktu makan tiba.
Baca Juga: Anak Kurang Serat, Waspada 3 Masalah Kesehatan Berikut