Kombinasi Stres di Masa Kecil dan Dewasa Berdampak pada Buruknya Kesehatan

Rabu, 24 Juni 2020 | 15:34 WIB
Kombinasi Stres di Masa Kecil dan Dewasa Berdampak pada Buruknya Kesehatan
Ilustrasi stres (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang terbit dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science, menemukan orang dewasa yang memiliki tingkat stres tinggi ternyata sedari kecil cenderung menunjukkan adanya pola dari hormon yang berkaitan dengan kesehatan yang buruk.

Salah satu cara otak merespons stres harian adalah dengan melepaskan hormon kortisol. Biasanya kadar kortisol akan memuncak di pagi hari dan secara bertahap akan turun.

Tetapi, terkadang sistem ini bisa menjadi tidak teratur, menyebabkan pola kortisol yang lebih datar yang dapat memicu kesehatan buruk.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa jumlah paparan seseorang terhadap stres pada masa kecil memiliki peran penting dalam pengembangan pola pelepasan kortisol yang tidak sehat," kata Ethan Young, ahli psikologis dan peneliti dari Universitas Minnesota.

Baca Juga: Survei: Liburan Sambil Bersepeda Bakal Ngetren saat New Normal

Ilustrasi perempuan stres atau depresi. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan stres (Shutterstock)

"Namun, ini hanya terjadi jika orang tersebut mengalami tingkat stres lebih tinggi pada saat ini, akibat kombinasi dari stres pada masa kecil dan sekarang," sambungnya, dikutip dari Psychological Science.

Berbeda dengan orang yang mengalami tingkat stres rendah pada masa kecil. Pola pelepasan kortisol mereka relatif sama, terlepas dari tingkat stres mereka saat ini.

Temuan ini menunjukkan bahwa anak usia dini adalah waktu yang sangat sensitif, di mana peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti yang terkait dengan trauma atau kemiskinan, dapat mengkalibrasi sistem respons stres otak, dengan konsekuensi kesehatan yang bertahan hingga dewasa.

Young dan rekannya mencatat kortisol adalah salah satu bagian dari sistem respons stres manusia.

Mereka berharap untuk menyelidiki bagaimana komponen lain, seperti microbiome di usus kita, juga berperan dalam hasil kesehatan jangka panjang.

Baca Juga: Cegah Covid-19, Pakar Imbau Masyarakat Pakai Topi Saat Olahraga, Alasannya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI