Suara.com - Para ahli memperingatkan bahwa duduk di dekat lorong ketika bekerja di kantor bisa meningkatkan risiko penularan virus corona Covid-19 hingga sepertiga.
Sedangkan, orang yang duduk di dekat jendela cenderung tertular penyakit. Karena, mereka duduk di persimpangan yang ramai orang berlalu lalang.
Arup, perusahaan desain dan konsultasi multinasional telah mengembangkan model baru yang menunjukkan bagaimana pekerja kantoran bisa kembali normal setelah pandemi virus corona Covid-19.
Hasil analisis dari Arup menemukan bahwa orang yang duduk di bagian lorong mungkin menghadapai 30 persen lebih banyak interaksi daripada lainnya.
Baca Juga: Misteri Lonjakan Corona di Jawa Timur, Menkes Terawan Sampai Turun Tangan
Karena dilansir dari The Sun, duduk di dekat lorong akan meningkatkan terjadinya interaksi antara Anda dengan orang lain. Terlebih orang-orang sering berjalan melewati area lorong.
Pada gilirannya, Anda lebih mungkin tertular kuman yang dibawa oleh orang lain ketika interaksi atau berlalu lalang. Ada pula risiko Anda bertabrakan atau bersenggolan dengan orang lain.
Sejauh ini, ada 42 ribu orang telah meninggal dunia karena virus corona Covid-19 di Inggris. Inggris pun sudah mulai melonggarkan pembatasan sosial, tatapi banyak kantor yang masih ditutup atau berjalan dengan kapasitas karyawan terbatas.
Perusahaan desain Arup pun berpendapat bahwa perusahaan bisa kembali beroperasi dengan kapasitas penuh, bila menerapkan aturan jarak sosial. Tapi, pihaknya mengklaim bahwa hanya sepertiga pekerja yang bisa menjaga jarak 2 meter.
Karena, interaksi di antara para pekerja akan meningkat 20 kali lipat bila semuanya kembali bekerja seperti sebelumnya. Sedangkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan jarak fisik antara satu orang dengan orang lainnya sekitar 1 meter.
Baca Juga: Kabar Baik! Ventilator UI Siap Diproduksi Massal untuk Bantu Pasien Corona
Sehingga desain perusahaan juga turut berperan dalam menekan risiko penularan virus corona Covid-19 antar karyawan ketika kembali bekerja.