Suara.com - Masyarakat Diminta Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Untuk Cegah DBD
Penyakit demam berdarah atau DBD masih menjadi ancaman nyata di Indonesia. Bahkan sejak pandemi Covid-19, kasus DBD justru meningkat di sejumlah Kabupaten/Kota di Indonesia.
Kementerian Kesehatan mencatat total kasus DBD hingga Juni 2020 mencapai 68 ribu dengan penambahan rata-rata 100-500 orang per hari.
Diakui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, bahwa pencegahan DBD di masa pandemi sulit dilakukan.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 Berisiko Terinfeksi DBD, Ini Penyebabnya
"Memang sejak Covid-19, upaya pengendalian DBD punya tiga tantangan. Pertama, kegiatan juru pemantau jentik atau jumantik tidak optimal. Kedua, karena bangunan atau banyak hotel, karena kita melaksanakan kebijakan kerja di rumah, jadi gedung banyak ditinggal. Tiga, masyarakat banyak di rumah, penting lakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di rumah," kata Nadia dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (22/7/2020).
Ia menyampaikan bahwa jangan hanya protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang penting dilakukan. Tetapi juga harus dipastikan masyarakat lakukan PSN secara mandiri dengan benar untuk mencegah DBD.
"Jumantik punya keterbatasan mendatangi rumah warga. Jadi perlu lakukan penberantasan nyamuk. Perlu ada perhatian keluarga di rumah. Pastikan mencegah DBD dari rumah," ucapnya.
Ia mengingatkan metode 3M+ yang menjadi cara paling sederhana dalam pencegahan DBD. Yaitu dengan menutup dan menguras bak mandi juga mendaur ulang barang yang masih bisa digunakan.
"Plusnya banyak sekali, bisa memakai lotion, menutup rumah pakai kasa nyamuk. Dalam masa di rumah aja, sangat baik kita bisa memastikan rumah bebas sarang nyamuk. Selain tentunya ventilasi yang baik, tidak menumpuk baju karena nyamuk sangat senang, itu sifat nyamuk setelah menggigit ia akan bergelantungan," paparnya.
Baca Juga: Virus Corona Belum Usai, Dinkes Bantul Minta Warga Waspada DBD
Pada kesempatan yang sama, ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) mengungkapkan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang menjadi sumber penularan DBD paling aktif menggigit manusia saat pagi dan sore hari.