Meski Pandemi Covid-19, Program Pengentasan Stunting di Sumsel Tetap Jalan

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 22 Juni 2020 | 16:06 WIB
Meski Pandemi Covid-19, Program Pengentasan Stunting di Sumsel Tetap Jalan
Ilustrasi anak jadi stunting. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menjamin program penurunan angka stunting pada anak tetap berjalan meski tengah digempur isy pandemi Covid-19.

Dikutip dari Antara, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini di Palembang, Senin (22/6) mengatakan pemprov tetap menargetkan penurunan angka stunting pada anak sebesar 14 persen pada 2023 meski anggaran di Dinkes telah direalokasi dan direfocussing untuk penanganan Covid-19.

"Saat ini angka stunting di Sumsel masih tinggi yakni 31 persen, atau di atas angka rata-rata nasional. Oleh karena itu kami tetap fokus untuk menurunkannya," kata Lesty saat Webinar Lindungi Anak Indonesia dari Stunting.

Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat, menambahkan penyebab stunting salah satunya adalah kurangnya pengetahuan terkait konsumsi atau asupan gizi bagi balita.

Baca Juga: Angka Stunting di Kabupaten Sigi Masih Tinggi

"Contohnya kebiasaan memberikan susu kental manis (SKM) pada balita padahal kandungan gula di SKM itu bisa sampai 50 persen, sangat tinggi dan ini bisa berdampak negatif pada gizi mereka," kata dia.

Bahkan, dia mengemukakan, pihaknya telah melakukan survei di tiga provinsi, yakni Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara terkait kebiasaan konsumsi SKM bagi balita.

Di mana dari 2.700 responden ibu dan balita yang terlibat survei tersebut, hasilnya menunjukkan sebanyak 37 persen responden masih SKM atau krimel kental manis merupakan susu.

"Dengan kata lain 1 dari 3 ibu di provinsi itu beranggapan kental manis adalah minuman susu yang menyehatkan. Padahal produk itu adalah gula yang beraroma susu," kata dia.

Sementara itu Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi, mengatakan penurunan stunting dan penanggulangan gizi buruk tidak mencapai target secara nasional.

Baca Juga: Hubungan Antara Sanitasi di Lingkungan dan Stunting pada Balita

"Dampak refocussing anggaran Covid-19 sehingga dapat membuat berkurangnya dana untuk penanganan stunting," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI