Suara.com - Pada Maret lalu, India melakukan lockdown nasional untuk mengurangi penyebaran virus corona yang menyebabkan sakit Covid-19.
Pemerintah di ibukota Mumbai, paham betul bagaimana kotanya memiliki tantangan berat dalam penanganan virus dengan populasi 20 juta orang.
Di Mumbai, ada daerah padat benama Dharavi. Lokasinya sangat ramai dan menjadi salah satu tempat kumuh terbesar di dunia.
Di perkirakan ada 1 juta orang tinggal di tempat sempit tersebut dan Dharvi bisa berpotensi sebagai lokasi penyebaran Covid-19 paling tinggi.
Baca Juga: Jadi Pionir, Perusahaan Ini Uji Coba Obat Covid-19 dari Plasma Sapi
Agar Dharvi tetap patuh menjalankan karantina di rumah saat lockdown, Kepolisian Mumbai akhirnya meminta bantuan Sagar Defense Engineering untuk membuat drone Mumbai, atau pesawat tanpa awak. Lalu akhirnya tim berhasil membuat dua drone yang dilengkapi megafon atau pengeras suara Kepolisian Mumbai.
Alih-alih polisi berpatroli di jalan-jalan sempit di Dharvi dan ikut berisiko terinfeksi, polisi akhirnya mengerahkan drone dan memaksa warga tetap di dalam rumah. Drone kemudian dioperasikan karyawan Sagar Defense yang ditempatkan di dekat pos polisi.
Dikutip dari Forbes, megafon atau pengeras suara drone tersebut terhubung langsung ke ponsel para petugas kepolisian, sehingga dengan mudah polisi menelpon dan membuat pengumuman kepada warga.
Inovasi ini akhirnya tidak hanya di Mumbai, perusahaan akhirnya membuat drone serupa ke kota-kota lain di India seperti Delhi, Goa, dan VIshakapatnam.
Langkah dan kebijakan ini tentu saja selain membantu mengurangi penyebaran Covid-19, tapi juga membantu bisnis drone yang melambat di tengah pandemi. Hingga akhirnya, drone menjadi salah satu tulang punggung penanganan Covid-19 di negeri Bollywood itu.
Baca Juga: Hits Health: Deksametason Obat Covid-19, Waspada Air Kencing Berbau Busuk
Tidak hanya untuk mengawasi dan membuat pengumuman, drone juga digunakan untuk mengantarkan peralatan medis, APD kepada petugas medis.
Kemudian menyemprotkan disinfektan ke ruang publik seperti bandara, stasiun kereta, dan taman.
Bahkan beberapa drone dilengkapi dengan termal scanner, yang bisa mengidentifikasi orang yang berpotensi pembawa virus dalam kerumunan atau khalayak ramai.
"Pandemi telah menunjukkan kemampuan drone. Drone sebelumnya dicap buruk karena dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan ruang pribadi. Tapi sekarang membantu," kata Direktur Kemitraan Drone Federation India, Smit Shah.
Ada sekitar 50 produsen drone, 200 organisasi layanan drone, dan hampir 5000 pilot drone yang saat ini beroperasi.