Suara.com - Kemudahan teknologi membuat banyak orang makin malas gerak. Padahal kondisi itu bisa menimbulkan penyakit mengerikan hingga kematian. Demikian seperti dilansir dari New York Post.
Sebuah studi komprehensif tentang gaya hidup 8.000 orang dewasa telah mengungkapkan bahwa mereka yang menjalani kehidupan sedentari atau malas gerak memiliki risiko kematian akibat kanker sebesar 82 persen lebih tinggi, menurut para peneliti di University of Texas.
“Ini adalah studi pertama yang secara definitif menunjukkan hubungan yang kuat antara malas bergerak dan kematian akibat kanker,” kata Dr. Susan Gilchrist, associate professor di University of Texas MD Anderson Cancer Center dan penulis utama dalam penelitian ini.
Penelitian yang dipublikasikan Kamis di JAMA Oncology, menyimpulkan bahwa orang yang bertukar waktu duduk selama 30 menit dengan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko itu.
Baca Juga: Pandemi Virus Corona Mengancam Peningkatan Kanker Serviks
"Temuan kami menegaskan bahwa penting untuk duduk lebih sedikit dan bergerak lebih banyak," kata Gilchrist dalam sebuah pernyataan kepada CNN.
Bahkan sejumlah kecil gerakan dapat membuat perbedaan positif, kata dia menjelaskan.
“Saya memberi tahu mereka untuk mempertimbangkan berdiri selama 5 menit setiap jam di tempat kerja atau naik tangga alih-alih lift. Ini mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi penelitian ini memberi tahu kita bahwa aktivitas ringan pun memiliki manfaat bertahan hidup kanker," ujar Gilchrist .
Peserta penelitian yang semuanya orang dewasa di atas usia 45, mengenakan alat pelacak, yang disebut accelerometer, selama satu minggu pada waktu antara 2009 dan 2013.
Dari sekitar 8.000 orang yang termasuk, mereka yang terlalu banyak bermalas-malasan memiliki risiko 82 persen lebih tinggi kematian akibat kanker apa pun.
Baca Juga: Waspada! Pembengkakan di Wajah Bisa Jadi Tanda Kanker Paru-Paru
Hal ini berbeda dengan mereka yang paling sedikit duduk, bahkan setelah memperhitungkan usia, jenis kelamin dan masalah kesehatan.
Namun, mereka yang menyisihkan 30 menit untuk olahraga ringan, seperti berjalan mampu mengurangi risiko mereka hingga 8 persen.
Mereka yang melakukan aktivitas moderat, seperti naik sepeda, berkebun atau tenis, juga mengalami penurunan risiko sebesar 31 persen.
"Langkah kami selanjutnya adalah untuk menyelidiki bagaimana perilaku menetap yang secara obyektif mempengaruhi kejadian kanker spesifik lokasi dan jika gender dan ras memainkan peran."