Sempat Sembuh dan Donasikan Plasma, Perempuan Ini Malah Kena Covid-19 Lagi

Senin, 22 Juni 2020 | 14:30 WIB
Sempat Sembuh dan Donasikan Plasma, Perempuan Ini Malah Kena Covid-19 Lagi
Plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Plasma darah selama ini disebut menjadi salah satu cara untuk bisa menghentikan pandemi virus corona atau Covid-19.

Tapi seorang perempuan kembali dinyatakan positif setelah melakukan donor plasma darah.

Perempuan dengan nama, Meredith McKee sebelumnya dinyatakan sembuh dan negatif dari virus corona yang diidapnya.

Akan tetapi, tanpa disangka kini ia harus kembali berjuang melawan penyakit tersebut untuk kedua kalinya.

Baca Juga: Virus Corona Diklaim Melemah? Bukan Lagi "Harimau" tapi "Kucing Liar"

Plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Ilustrasi: Sempat Sembuh dan Donasikan Plasma, Perempuan Ini Malah Kena Covid-19 Lagi. (Shutterstock)

Ia pertama kali didiagnosis Covid-19 pada bulan Februari lalu setelah merasakan sejumlah gejala-gejala yang jelas, seperti batuk kering yang tak berhenti.

Namun setelah dirawat, Meredith berhasil melawan virus tersebut. Bahkan setelah sembuh, ia pun mendonasikan plasma untuk membantu pasien virus corona lainnya.

"Sangat senang akhirnya bisa melakukan sesuatu yang baik setelah keluar dari kesulitan yang aku lalui karena aku akan membantu sampai delapan orang dengan plasma ini," ujarnya, dikutip dari Health.com.

Akan tetapi, empat bulan kemudian, Meredith kembali dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama. Ia kembali didiagnosis Covid-19 setelah mengalami tekanan darah tinggi dan sakit kepala.

"Aku terkejut saat mendapatkan hasil positif," kata Meredith mengakui.

Baca Juga: Waduh, Peneliti Sebut Salah Satu Obat Kucing Berpotensi Lawan Virus Corona

Para dokter tak yakin mengapa virus ini kadang bisa kembali, atau bisa menular kembali untuk kedua kalinya.

Beberapa pakar mengatakan bahwa pasien yang kembali positif Covid-19 disebabkan virus yang membutuhkan waktu untuk hilang dari tubuh, namun tidak bisa menularkannya pada orang lain.

Dr Robert Haley, seorang epidemiolog dari UT Southwestern, menyebutkan bahwa memang mungkin seseorang bisa terkena virus corona dua kali, namun kondisi ini cukup langka.

Dalam kasus Meredith, dokter yang menanganinya percaya bahwa virus jadi terbengkalai setelah terkena untuk pertama kalinya. Ini adalah sebuah teori dari Dr Benjamin Neuman, seorang virolog dari Texas A&M University-Texarkana.

Neuman mengatakan ia percaya bahwa tes positif kedua kalinya bukan berarti reaktivasi dari virus namun lebih mengarah pada munculnya lagi virus tersebut.

Ia berpikir bahwa kemungkinan orang-orang telah keluar dari rumah sakit dengan masih membawa virus dalam dirinya, dan kemudian penyakit itu kembali menyerangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI