Para Ahli Sebut AS Masih Belum Selesai Hadapi Gelombang Pertama Covid-19

Senin, 22 Juni 2020 | 09:45 WIB
Para Ahli Sebut AS Masih Belum Selesai Hadapi Gelombang Pertama Covid-19
Ilustrasi lockdown di Amerika Serikat. [Frederic J. BROWN / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar 120.000 orang Amerika telah meninggal karena virus corona dan jumlah harian kasus baru di AS adalah yang tertinggi dalam lebih dari sebulan.

Meskipun begitu, gelombang kedua masih digembar-gemborkan, tetapi para ilmuwan menekankan bahwa kata gelombang kedua masih belum tepat, khususnya di Amerika Serikat.

"Ketika Anda memiliki infeksi 20.000 lebih per hari, bagaimana Anda bisa berbicara tentang gelombang kedua?" kata Dr. Anthony Fauci dari National Institutes of Health seperti yang dikutip dari Medicalxpress.

"Kita berada di gelombang pertama. Mari kita keluar dari gelombang pertama sebelum kamu memiliki gelombang kedua," tambahnya.

Baca Juga: Penembakan di Minneapolis Amerika Serikat, 1 Orang Tewas dan 11 Luka-Luka

Dilansir dari Medicalxpress, jelas ada puncak infeksi awal pada bulan April ketika kasus meledak di New York. Setelah sekolah dan bisnis ditutup di seluruh negeri, tingkat kasus baru agak menurun.

"Ini lebih merupakan dataran tinggi bukan palung setelah gelombang," kata Caitlin Rivers, seorang peneliti penyakit di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas John Hopkins.

Para ilmuwan umumnya sepakat bahwa AS masih dalam gelombang pertama infeksi virus corona, meskipun kasus menurun di beberapa bagian negara tapi juga naik di bagian lain.

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]

"Virus ini menyebar di seluruh Amerika Serikat dan mengenai tempat-tempat yang berbeda dengan intensitas yang berbeda pada waktu yang berbeda," kata Dr. Richard Besser, kepala eksekutif Robert Wood Johnson Foundation yang bertindak sebagai direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Beberapa ahli khawatir gelombang besar virus corona mungkin terjadi pada musim gugur atau musim dingin setelah sekolah dibuka kembali, ketika cuaca berubah menjadi lebih dingin dan lebih sedikit lembab dan orang-orang berkerumun.

Baca Juga: Susul WHO, Amerika Serikat Akhirnya Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin

Dan gelombang kejatuhan seperti itu bisa sangat buruk, mengingat tidak ada vaksin atau para ahli berpikir kebanyakan orang Amerika tidak memiliki virus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI