Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada pendukungnya dalam rapat pemilihan umum di Tulsa Oklahoma, Sabtu (20/6/2020) kemarin, bahwa ia telah memerintahkan para pejabat untuk memperlambat tes Covid-19 di negaranya.
Menurutnya, pengujian yang dilakukan secara cepat akan mengarah pada penemuan kasus positif virus corona yang lebih banyak.
"Kita tahu pengujian adalah pedang bermata dua. Sekarang, kami menguji 25 juta orang, mungkin 20 juta orang lebih banyak daripada yang lain. Jerman dan Korea Selatan telah melakukan banyak hal," kata Trump, dikutip dari The Health Site.
"Tapi inilah bagian yang buruk, ketika Anda melakukan pengujian sejauh itu, Anda akan menemukan lebih banyak kasus. Jadi, saya berkata kepada orang-orang saya untuk memperlambat pengujian."
Baca Juga: Kantongi Hasil Tes Swab COVID-19, Pedagang Ikan Jogoboyo Kembali Berjualan
Amerika Serikat memang memiliki jumlah kasus terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 2,3 juta yang dikonfirmasi dan 122 ribu kematian.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong negara-negara untuk menguji, mengisolasi dan melacak kasus baru untuk menekan penyebaran infeksi virus corona.
Secara global, jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi telah mencapai 8,8 juta termasuk lebih dari 465 ribu kematian, menurut data WHO.
Kabar baiknya, ilmuwan Oxford mengklaim telah menemukan obat penyelamat pertama untuk Covid-19. Hasil klinis awal menunjukkan deksametason atau dexamethasone, obat murah dan tersedia secara luas, dapat membantu mengurangi risiko kematian pada pasien yang parah.
Menurut temuan awal yang dibagikan oleh WHO, pengobatan ditemukan untuk mengurangi angka kematian hingga sekitar sepertiga pada pasien yang menggunakan ventilator dan sekitar seperlima pada pasien yang hanya membutuhkan oksigen.
Baca Juga: Hasil Tes Swab Negatif Corona, Keluarga Bongkar Makam PDP di Bengkulu