Suara.com - Amerika Serikat secara resmi menghentikan uji coba obat hidroksiklorokuin, menyusul langkah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah melakukannya lebih dulu.
Dilansir ANTARA dari Reuters, Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) pada Sabtu (20/6/2020) mengatakan telah menghentikan uji klinis untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran obat malaria hidroksiklorokuin bagi pengobatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Riset menemukan bahwa hidroksiklorokuin, yang kerap digembar-gemborkan oleh Presiden Donald Trump sebagai potensi pengobatan, tidak memberikan manfaat apa pun bagi pasien, meski tidak membahayakan.
Sebelumnya pada pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pengujian hidroksiklorokuin dalam uji coba besar multinegara untuk pengobatan pasien Covid-19 sudah dihentikan setelah data dan riset baru menunjukkan tidak ada kegunaan dari obat tersebut.
Baca Juga: Indonesia Obervasi Dampak Hidroksiklorokuin Pada Pasien Covid-19, Hasilnya?
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Senin (15/6) mencabut izin penggunaan darurat hidroksiklorokuin untuk pengobatan COVID-19.
Trump sebelumnya mempromosikan obat tersebut sebagai pengobatan potensial.
Pada Maret, ia mengatakan bahwa obat tersebut bisa menjadi "salah satu perubahan besar dalam sejarah medis" ketika penggunaannya digabungkan dengan antibiotik azithromycin.
Trump pada Juni secara mengejutkan mengumumkan bahwa dirinya mengonsumsi hidroksiklorokuin sebagai langkah pencegahan setelah dua ajudan Gedung Putih terbukti positif corona, yaitu virus yang menyebabkan COVID-19.
NIH mengumumkan uji coba hidroksiklorokuin, yang digunakan untuk mengobati malaria dan rheumatoid seperti radang sendi, pada April.
Baca Juga: Dilarang WHO, Indonesia Pastikan Tetap Pakai Hidroksiklorokuin Obati Corona