Suara.com - Selamat Hari Ayah Internasional! Hari ayah sendiri jatuh pada setiap minggu ketiga di bulan Juni di mana tahun ini jatuh pada tanggal 21 Juni.
Sebuah penelitian psikologi ternyata menunjukkan bahwa ayah memiliki peran penting sejak jam pertama anak lahir.
Dilansir dari Motherly, kehadiran ayah atau pasangan yang terlibat dan penuh perhatian dapat memiliki dampak positif.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mengalami kontak kulit ke kulit dengan ayah mereka pada jam pertama setelah kelahiran cenderung lebih sedikit menangis, lebih cepat tenang, dan tertidur lebih cepat daripada bayi yang tinggal di tempat tidur.
Baca Juga: Hadapi New Normal, Ini yang Perlu Orangtua Lakukan Bersama Anak di Rumah
Perhatian ayah terhadap perawatan bayi di bulan-bulan awal adalah salah satu cara mereka menumbuhkan ikatan yang aman.
Membentuk ikatan yang bukan hanya tentang jumlah waktu yang digunakan pengasuh dengan bayi. Bahkan pasangan yang tidak bisa menghabiskan waktu lama dengan bayi mereka masih berpotensi membangun ikatan yang aman dengan anak.
"Satu studi menemukan bahwa responsif terhadap pengasuhan lebih penting daripada jumlah waktu yang dihabiskan bersama," Amy Webb, PhD penulis parenting di The Thoughtful Parent.
Pada akhirnya, kelekatan adalah tentang menjadi selaras dengan kebutuhan dan isyarat bayi.
Dampak positif ayah aktif, tidak berakhir pada saat bayi. Sepanjang masa kanak-kanak, peran penting ayah berlanjut ketika anak-anak berkembang secara emosional, fisik, dan intelektual.
Baca Juga: Dear Orangtua, Waspadai Dampak Ini Saat Marah-marah pada Anak
Seperti halnya dengan para ibu, ayah juga mempengaruhi perkembangan anak-anak sebagian besar melalui hubungan dekat. Perkembangan sosial-emosional adalah salah satu bidang utama di mana dampak ayah terlihat jelas. Studi menemukan bahwa ikatan lekat dengan ayah mendukung keterampilan emosional seperti empati dan kemampuan membaca emosi.
"Ketika anak-anak menjadi lebih besar, peran bermain menjadi semakin penting dalam perkembangan mereka. Meskipun tampaknya stereotip untuk mengatakan bahwa ayah terlibat dalam permainan yang lebih kasar penelitian memang mendukung perbedaan ini," catat Amy Webb.
"Anak-anak yang ayahnya sering terlibat terbukti memiliki kompetensi sosial yang kuat di sekolah dan peningkatan perilaku," tambahnya.
Webb menyatakan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dengan anak-anak mereka dalam kegiatan seperti membaca dan jalan-jalan bersama-sama bisa membantu perkembangan pendidikan anak-anak selanjutnya.
"Demikian pula, anak-anak dengan ayah yang terlibat lebih cenderung lulus dari sekolah menengah dan perguruan tinggi. Dari ini, jelas untuk melihat bahwa kontribusi ayah untuk perkembangan kognitif anak-anak bukan hanya jadi sumber keuangan semata," tulis Webb.