Dermatitis Seboroik, Masalah Kulit yang Bisa Terjadi Karena Stres!

Sabtu, 20 Juni 2020 | 20:00 WIB
Dermatitis Seboroik, Masalah Kulit yang Bisa Terjadi Karena Stres!
Ilustrasi masalah kulit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eksim adalah kondisi kronis. Beberapa orang mungkin mengembangkan campuran gangguan kulit, dengan dermatitis seboroik.

Menurut National Eczema Association (NEA) dilansir dari Express, menjelaskan bahwa seborrheic dermatitis muncul pada bagian tubuh yang berminyak.

Masalah kulit ini terjadi di mana kelenjar sebaceous penghasil minyak berada, yaitu punggung atas, hidung dan kulit kepala.

Penyakit ini paling sering menyerang orang usia antara 30 hingga 60 tahun. Dermatitis seboroik pada kulit kepala berkisar dari ketombe hingga kuning, sisik berminyak dengan kulit memerah.

Baca Juga: 6 Langkah Aman Bersepeda saat Pandemi Virus Corona Covid-19

Gejala paling umum dari kondisi ini termasuk kemerahan, kulit berminyak dan bengkak. Tanda lain adalah serpihan kulit putih atau kekuningan. Beberapa orang bisa mengalami rasa gatal dan terbakar.

Eksim, penyakit kulit yang bisa membuat kulit bersisik dan kemerahan. (Shutterstock)
Eksim, penyakit kulit yang bisa membuat kulit bersisik dan kemerahan. (Shutterstock)

Bagi orang yang berkulit gelap mungkin tanda-tandanya terlihat seperti bercak berwarna merah muda.

Umumnya, kondisi ini cenderung terjadi pada pria daripada wanita dan pasien penyakit tertentu yang berisiko lebih tinggi. Misalnya, orang dengan penyakit Parkinson lebih rentan terhadap dermatitis seboroik.

Contoh lainnya, orang dengan psoriasis juga lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi ini. Salah satu pemicu gejala dermatitis seboroik adalah stres.

Stres telah diyakini sebagai pemicu sebagian besar jenis eksim. Selain itu, perubahan hormon juga bisa menyebabkan gejala kondisi tersebut.

Baca Juga: Mengenal Orthocoronavirinae dan Kaitannya dengan Virus Corona Covid-19

Faktor pemicu lainnya, termasuk deterjen keras, cuaca dingin dan kering, obat-obatan seperti psoralen, interferon dan lithium.

Meskipun penyebab pasti dari kondisi ini belum diketahui, mikro-organisme yang secara alami hidup di kulit bisa berkontribusi pada gangguan kulit.

Perawatan untuk kondisi ini berfokus pada melonggarkan kulit bersisik, mengurangi peradangan dan mengurangi rasa gatalnya. Pada kasus yang lebih ringan, krim antijamur topikal bisa membantu meredakan gejala.

NEA pun memiliki rekomendasi sendiri tentang cara membantu merawat kondisi kulit. Pihaknya menyarankan orang yang mengalami dermatitis seboroik pada tubuh untuk mencuci dengan pembersih harian yang memiliki pyrithione 2 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI