Suara.com - Virus corona memang menular melalui droplet atau percikan ludah yang mengandung virus. Itulah mengapa kontak dekat dengan penderita berisiko tinggi terinfeksi.
Bisanya satu anggota keluarga yang terinfeksi akan mudah menularkan anggota keluarga lainnya di dalam rumah. Mengapa itu terjadi?
Mengutip Times Of India, Jumat (19/6/2020) hal ini dibenarkan berdasarkan penelitian di China dan Amerika Serikat yang mendata 350 pasien Covid-19 dan sebanyak 2000 orang telah melakukan kontak dekat dengan pasien.
Sebanyak 2000 orang ini berada di kota Guangzhou, China kemudian datanya dianalisis bagaimana para pasien ini menularkan orang lain.
Baca Juga: Pandemi Virus Corona Bisa Picu Mysophobia, Apa Itu?
Ditemukan rata-rata pasien hanya bisa menularkan 2,4 persen orang yang tidak tinggal bersama dengan mereka dalam satu atap.
Akan tetapi lonjakan berubah menjadi 17,1 persen terhadap orang yang tinggal bersama pasien.
Sedangkan risiko terinfeksi tertinggi adalah orang-orang berusia di atas 60 tahun, dan umur terendah mereka berusia di bawah 20 tahun.
Sehingga tingkat penularan SARS CoV-2 ini lebih tinggi dibanding wabah SARS pada 2003 lalu. Bahkan 3 kali lebih tinggi tingkat penularannya dibanding MERS.
Penelitian ini juga membuktikan bagaimana virus bisa mudah menular dalam masa inkubasi dan bisa ditularkan meski orang yang terinfeksi tidak bergejala atau belum menunjukkan gejala.
Baca Juga: Tak Ingin Bergantung Impor, Indonesia Terus Kembangkan Vaksin Virus Corona
Sehingga karantina mandiri di rumah bisa menurunkan risiko menginfeksi sebesar 20 hingga 50 persen.