WHO Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin Untuk Pasien Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2020 | 20:05 WIB
WHO Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin Untuk Pasien Covid-19
Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat getol menyarankan penggunaan obat malaria, hidroksiklorokuin.

Dalam posting sebelumnya, telah disebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan tes manusia karena terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.

Sekarang, obat yang sama dihentikan seluruhnya karena dianggap tidak bermanfaat. Demikian seperti dilansir dari Medical Daily.

WHO mengumumkan keputusannya untuk menghentikan hidroksiklorokuin pada hari Rabu, 17 Juni.

Baca Juga: Update, WHO Sebut Dexamethasone Tak Boleh Digunakan Sembarangan

Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi obat  Covid-19. (Pixabay)

Langkah itu merupakan hasil dari uji coba solidaritas setelah temuan menunjukkan data dari uji coba dan penelitian lain membuktikan itu tidak akan bermanfaat, kata Ana Maria Henao Restrepo, seorang petugas medis WHO.

"Mengingat efek samping jantung serius yang sedang berlangsung dan efek samping serius lainnya, manfaat CQ dan HCQ yang diketahui dan potensial tidak lagi melebihi risiko yang diketahui dan potensial untuk penggunaan resmi," kata FDA dalam sebuah pernyataan.

Seperti disebutkan dalam posting sebelumnya, sudah ada kekhawatiran terkait dengan mengambil hidroksiklorokuin sebagai cara untuk menangkis virus corona.

Ditemukan dalam sebuah penelitian bahwa obat malaria meningkatkan risiko pasien meninggal akibat Covid-19. Selain itu, juga meningkatkan risiko orang yang mungkin menderita masalah jantung.

Dalam penelitian terbaru lainnya, ditemukan bahwa hydroxychloroquine tidak lebih baik daripada plasebo dalam melindungi orang dari virus.

Baca Juga: WHO: Keserakahan Manusia Jadi Biang Kerok Munculnya Pandemi

Selain dari hidroksiklorokuin, obat lain sedang disarankan di pasar. WHO mendesak masyarakat untuk berhati-hati, mengutip bahwa obat ini masih dalam tahap awal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI