Belum Ada Bahan Makanan yang Bisa Tingkatkan Imunitas Tiba-tiba, Solusinya?

Risna Halidi Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2020 | 18:55 WIB
Belum Ada Bahan Makanan yang Bisa Tingkatkan Imunitas Tiba-tiba, Solusinya?
Vitamin dan Mineral yang Meningkatkan Imunitas Tubuh. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjaga pola makan dengan asupan gizi seimbang sangat penting dilakukan sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi Covid-19.

Sayanganya, menurut British Dietitian Association (BDA) dan European Food Safety Authority (EFSA), hingga saat ini belum menemukan makanan atau komponen bahan makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas dan serta merta membuat seseorang tercegah dari infeksi Covid-19.

Meski begitu, manusia tetap membutuhkan sistem kekebalan tubuh yang kuat untuk menjalankan fungsi sistem imun secara normal agar tubuh bugar dan terhindar dari penyakit lainnya.

Rektor Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), Iwan Surjawan, PhD, menyatakan, Ada banyak zat gizi yang berperan langsung dalam menjalankan sistem kekebalan tubuh secara normal.

Baca Juga: Ternyata Barang-barang Dapur Ini Bisa Berbahaya Bagi Imunitas Tubuh

Contohnya, kata Iwan, vitamin (seperti vitamin A, B6, folat, B12, C, dan D) dan mineral (seperti zat besi, seng (zinc), selenium, dan tembaga). Misalnya mengonsumsi makanan seperti brokoli, kembang kol, dan jambu batu yang dipercaya kaya akan sumber vitamin C.

"Vitamin B6 dapat diperoleh dari daging, sayuran, pisang, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Daging, ikan, dan telur adalah sumber vitamin B12 yang baik juga kaya akan vitamin A dan zat besi. Selain itu, penting juga untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan mengonsumsi air putih sebanyak delapan sampai sepuluh gelas per hari,” kata Iwan dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (19/6/2020).

Iwan juga mengungkapkan selama pandemi, masyarakat sebaiknya menghindari mengonsumsi makanan tinggi kandungan lemak jenuh, garam dan gula.

Misalnya makanan seperti keripik, gorengan, mi instan atau minuman yag mengandung gula secara berlebihan.

"Konsumsi makanan tersebut dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan, obesitas, hingga masalah penyakit kardiovaskular seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker akan lebih tinggi," tambahnya.

Baca Juga: Agar Terhindar dari Covid-19, Ini Resep Jaga Imunitas dari Guru Besar UMM

Ia menyarankan agar masyarakat mengganti camilan tersebut dengan camilan yang lebih sehat seperti buah potong, sayuran atau kacang-kacangan yang kaya akan serat.

Secara terpisah, Widya Indriani, S.T.P., MSc, Faculty of Food Science and Nutrition i3L menjelaskan terdapat perbandingan nutrisi yang baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dengan terpenuhinya nutrisi yang seimbang, masyarakat diharapkan dapat menjaga fungsi normal sistem kekebalan tubuh. "Setiap harinya, tubuh memerlukan zat gizi makro dan mikro dalam jumlah tertentu untuk proses metabolisme, menjalankan aktivitas fisik, tumbuh, serta mengganti sel-sel atau jaringan yang rusak dalam tubuh," kata Widya.

Selain itu, beberapa vitamin seperti vitamin B kompleks dan C bersifat larut dalam air. Maka ketika jumlahnya berlebih, tubuh akan mengeluarkan vitamin melalui air kencing. Oleh sebab itu, lanjut Widya, penting untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap harinya untuk menjaga fungsi normal dan sistem kekebalan tubuh.

Ia juga menyinggung mengenai masalah kelebihan kalori pada tubuh yang dapat meningkatkan risiko terkena Covid-19.

Kata Widya, Terdapat beberapa penelitian yang menyataan bahwa kondisi- kondisi atau penyakit yang berkaitan dengan obesitas seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung dan hipertensi dapat memperparah gejala pada pasien Covid-19.

"Berdasarkan pengamatan dari beberapa negara seperti Amerika dan Perancis, orang dengan obesitas yang terinfeksi Covid-19, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena komplikasi dan lebih tinggi prevalansinya untuk mendapatkan perawatan intensif atau Intensive Care Unit (ICU) saat dirawat di rumah sakit," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI