Suara.com - Selama ini diberitakan bahwa virus corona pertama kali muncul di China pada Desember 2019 lalu. Tapi, seperti dilansir dari Khalej Time, ternyata virus yang seringkali mematikan itu sudah di temukan ada di dua kota besar di Italia utara pada bulan Desember.
Padahal kasus pertama baru terdeteksi dua bulan kemudian atau pada Februari 2020. Fakta itu terungkap dari sebuah penelitian.
Dalam studi itu, para peneliti menemukan jejak genetik Sars-CoV-2 - sebagaimana virus secara resmi diketahui - dalam sampel air limbah yang dikumpulkan di Milan dan Turin pada akhir tahun lalu.
Sementara virus itu ditemukan di Bologna pada Januari. Kasus asli pertama yang diketahui Italia ditemukan pertengahan Februari.
Baca Juga: Awas, Mata Merah Bisa Jadi Gejala Virus Corona
Hasilnya "membantu memahami awal peredaran virus di Italia," kata ISS.
Mereka juga "mengkonfirmasi bukti internasional yang kini dikonsolidasikan" mengenai fungsi strategis sampel saluran pembuangan sebagai alat deteksi dini, tambahnya.
Italia adalah negara Eropa pertama yang terkena virus dan yang pertama di dunia yang memberlakukan lockdown secara nasional.
Kasus pertama yang diketahui, selain sepasang turis Tiongkok yang berkunjung, adalah seorang pasien di kota Codogno di wilayah Lombardy.
Pada 21 Februari pemerintah menunjuk Codogno yang disebut zona merah dan memerintahkannya ditutup, diikuti oleh sembilan kota lain di Lombardy dan Veneto. Pada awal Maret kebijakan itu telah diperpanjang dan melakukan penutupan di seluruh negeri.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Tipe C Virus Corona pada Kasus Baru Beijing
Hingga kiniItalia telah mencatat lebih dari 34.500 kematian. Pakar kualitas air ISS Giuseppina La Rosa dan timnya memeriksa 40 sampel air limbah dari Oktober 2019 hingga Februari 2020.