KemenPPPA: Pergaulan Ampuh Cegah Kebiasaan Merokok Pada Anak

Jum'at, 19 Juni 2020 | 17:01 WIB
KemenPPPA: Pergaulan Ampuh Cegah Kebiasaan Merokok Pada Anak
Ilustrasi merokok. (Unsplash/Jaroslav Devia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak dianggap telah menjadi sasaran empuk produsen rokok untuk kemudian diduga dijadikan target konsumen.

Alasannya, anak kerap merasa penasaran karena terkena iming-iming dan dalam kondisi sedang mencari identitas diri, khususnya tertarik karena memiliki teman sebaya yang juga merokok.

Dikatakan oleh Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N. Rosalin mengatakan pentingnya sinergi seluruh stakeholders untuk mencegah anak-anak dari bahaya rokok.

Anak, kata Lenny, bisa terpapar lewat iklan, promosi dan sponsor rokok. Untuk itu ia menekankan pentingnya memperluas kawasan tanpa rokok karena bisa mengancam generasi penerus bangsa.

Baca Juga: Harga Rokok Murah Artinya Orang Miskin Akan Semakin Banyak

Lenny mengatakan setidaknya ada berbagai cara untuk menjauhkan anak dari tertular kebiasaan merokok. Salah satunya dengan intervensi dari teman sebaya, misalnya forum anak yang dibentuk langsung KemenPPPA, mereka bisa terjun langsung membantu mengawasi dan saling mengingatkan.

"Kami mengajak anak-anak di seluruh Indonesia yang tergabung dalam wadah partisipasi Forum Anak untuk berperan aktif sebagai pelopor dan pelapor (2P), menyuarakan aspirasi terkait isu-isu anak, tidak terkecuali bahaya rokok. Anak-anak berperan penting dalam menyuarakan perlindungan anak dari bahaya rokok baik bagi diri sendiri, keluarga, teman sebaya atau kelompok, sekolah, dan masyarakat luas,” terang Lenny.

Sementara itu menurut data Profil Anak KemenPPPA 2019, 29 persen remaja akan merokok saat berkumpul dengan teman sebanyaknya. Sehingga jika tidak dihentikan kebiasaan merokok ini akan semakin meluas dari kelompok-kelompok pergaulan, dan memperbanyak perokok pemula.

Periode 2001 hingga 2016, perokok anak usia 15 hingga 19 tahun meningkat dua kali lipat. Riskesdas 2018 menunjukkan 2,1 persen anak berusia 10 hingga 14 tahun menjadi perokok.

Meski presentasenya kecil, jika dibandingkan dengan jumlah anak Indonesia maka diperoleh angka absolut yang cukup besar.

Baca Juga: Kena Abu Rokok Pemotor, Mata Pria Ini Iritasi sampai Diperban

Iklan, promosi, dan sponsor rokok terbukti telah menjerumuskan anak menjadi perokok. Sebanyak 74,2 persen anak terbujuk dari paparan iklan rokok, 46,6 persen dari sponsor pada acara olahraga, 39,1 persen dari logo pada merchandise, 39 persen dari sponsor di acara musik, dan lain-lain, seperti diungkap data TSC-IAKMI 2017.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI