Suara.com - Memarahi anak tentu bukan suatu sikap yang baik dan akan berdampak buruk pada tumbuh-kembang anak nantinya, seperti trauma misalnya.
Untuk menghindari hal tersebut, orangtua perlu mengajak anak mengelola dan mengekspresikan emosi dengan sehat.
Menurut pakar relasi keluarga dan parenting, Esta Gracia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menghindari dampak buruk karena memarahi anak.
Metode awal yang bisa dilakukan saat merasa marah adalah 3P atau pause, process, dan proceed.
Baca Juga: Agar Anak Tidak Takut Disunat, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
"Misalnya pada satu kasus anak balita yang tidak mau merapikan mainan. Kenali apa yang kita rasakan. Marah, jengkel karena berantakan rumahnya," jelas Esta pada sharing session 'Marah pada Anak Tanpa Bikin Trauma' pada Jumat (19/6/2020).
Esta menjelaskan, lakukan pause atau jeda sejenak untuk mengenali situasi yang memang membuat stres, lalu tenangkan diri dan amati sekitar.
Kemudian masuk ke process untuk memerhatikan dan menyadari semua reaksi tubuh yang dirasakan saat ingin marah, misalnya jantung berdebar atau tangan mengepal.
Yang terakhir saat mulai tenang dan melakukan teknik pernapasan adalah procees, melanjutkan apa yang mau kita berikan sebagai reaksi pada anak.
Esta merekomendasikan melakukan 6 langkah selanjutnya ketika situasi tenang (dan anak dalam keadaan kenyang), yakni metode SWITCH.
Baca Juga: Orangtua, Ini Startegi Siapkan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini
S-Stop
Orangtua berhenti sejenak dari kegiatan yang dilakukan kemudian berjongkok atau duduk dan pandangi anak secara sejajar.