Dear Orangtua, Waspadai Dampak Ini Saat Marah-marah pada Anak

Jum'at, 19 Juni 2020 | 16:27 WIB
Dear Orangtua, Waspadai Dampak Ini Saat Marah-marah pada Anak
Ilustrasi anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orangtua marah kepada anak bukanlah hal yang jarang. Apalagi sosok ibu, mereka kerap digambarkan sebagai pribadi yang bawel, galak dan kadang menyeramkan.

Walau ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan seorang ibu bisa marah kepada anaknya, namun ternyata kebiasaan tersebut dapat menimbulkan dampak bagi hubingan ibu dan anak.

Pakar relasi keluarga dan parenting, Esta Gracia, menjelaskan bahwa setidaknya ada masing-masing empat dampak bagi ibu dan anak yang bisa disebabkan oleh perilaku mudah marah yang tidak segera diatasi.

Misal, dampak pada ibu.

Baca Juga: Cara Orangtua Terhindar Dari Stres saat Ajarakan Anak Belajar di Rumah

Ketika para ibu sudah telanjur marah, apalagi jika ada bentakan, intonasi nada yang tinggi dan tempo suara yang cepat, terkadang tanpa sadar, ada kata-kata kasar keluar yang sebenarnya tidak diharapkan untuk diucapkan pada anak.

"Ini cenderung membuat anak menangis. Itulah alarm, tanda bagi kita bahwa sudah kelewatan," kata Esta dalam sharing session 'Marah pada Anak Tanpa Bikin Trauma' pada Jumat (19/6/2020).

Umumnya saat itu para ibu akan merasakan penyesalan dan bersalah sebagai dampak pertama. Sebab anak akan menangis karena merasa tidak nyaman secara psikologis dan juga merasa takut.

Oleh karena itu, sebaiknya para ibu bisa mengenali pemicu stres atau yang membuat marah dan bagaimana cara mengantisipasinya.

Saat seorang ibu sudah merasa bersalah dan penuh penyesalan, dampak selanjutnya yang akan dirasakan adalah putus asa dan merasa tidak berdaya sebagai seorang ibu atau tidak bisa memberikan yang terbaik dan segala pemikiran negatif mulai muncul.

Baca Juga: Agar Anak Tidak Takut Disunat, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Dampak yang ketiga adalah munculnya penilaian negatif terhadap diri sendiri. Sudah putus asa, penuh penyesalan, ditambah lagi penilaian pribadi yang negatid akan membuat para ibu mencari-cari alasan untuk membenarkan tingkah laku mereka tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI