aido health Solusi Layanan Kesehatan Digital di Tengah Pandemi Covid-19

Jum'at, 19 Juni 2020 | 15:41 WIB
aido health Solusi Layanan Kesehatan Digital di Tengah Pandemi Covid-19
Diskusi online aido health. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan sejumlah rumah sakit dan klinik membatasi konsultasi tatap muka, demi menghindari risiko penularan virus Corona. Imbasnya pengurangan jumlah pasien terjadi di beberapa rumah sakit di Indonesia. Hal ini juga berdampak pada pendapatan rumah sakit. Pelayanan kesehatan digital secara online alias telemedis pun hadir sebagai solusi.

Sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan digital berbasis fasilitas kesehatan, aido health melakukan diskusi online tentang perkembangan layanan kesehatan digital Indonesia di tengah pandemi Covid-19 pada Senin (15/6/2929) kemarin.

"Kita melihat sebenarnya Covid-19 ini untuk Indonesia dan negara yang lain juga itu seperti blessing in disguise. Banyak sekali yang tadinya serba manual, lalu adanya Covid-19 ini semua tenaga IT itu bisa dikerahkan," kata dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc, Konsultan CDC Atlanta, sebagai pembicara pertama.

Selanjutnya, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia, dr Daeng M. Faqih, SH, MH, mengatakan rumah sakit merupakan sektor yang berhubungan langsung dengan Covid-19. Maka dari itu, penting bagi rumah sakit untuk tetap survive agar tidak mengalami kolaps. Sehingga mengambil langkah untuk menambahkan layanan telemedis bisa menjadi salah satu solusi terbaik.

Baca Juga: Komisi IX Minta Pemerintah Serius Tangani Pandemi Covid-19

"Melihat suasana Covid-19 ini berdampak pada dokter, banyak yang takut praktik, pasien juga banyak yang takut ke tempat layanan dokter. Sehingga pada 2020 ini ada dua peraturan yang kemudian memungkinkan kita mendorong pelayanan telemedis," tuturnya.

Yang pertama adalah Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 303 tentang Penyelenggaraan Layanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi pada Masa Covid-19 dan Perkonsil 74 Tahun 2020 tentang Kewenangan dan Praktik Kedokteran melalui Telemedis pada Masa Covid-19.

dr. Daeng berharap ke depannya pelayanan telemedis ini bisa akan terus dilakukan tak hanya pada masa pandemi Covid-19 dan akan terus berlanjut supaya pelayanan kesehatan melalui telemedis ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan hukum dan etik.

Pembicara selanjutnya, Wakil Ketua MKEK IDI Pusat, Dr Pukovisa Prawiroharjo, SpS(K), mengatakan bahwa hadirnya peraturan tentang layanan kesehatan telemedis adalah kerja gotong royong dari seluruh dokter di Indonesia. Ia menyebut seharusnya dalam keadaan ini, tiap dokter di Indonesia siap untuk dimobilisasi, tentunya dengan pembekalan yang baik untuk nanti ikut terjun bersama.

"Kita pahami bahwasanya layanan ini ada negatif dan positifnya, negatifnya adalah keterbatasan penentuan diagnosis, terutama aspek pemeriksaan fisik. Sementara diagnosis adalah penentu, namun di sisi lain positifnya adalah kita tetap masih memberikan layanan ketimbang pasiennya coba-coba saking takutnya ke rumah sakit dia membeli obat sendiri, kemudian pembatasan sosial yang penting di kala pandemi dan juga pencegahan penularan," ujarnya lagi.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Bisa Picu Mysophobia, Apa Itu?

Pembicara ketiga, dr Eric Tenda, SpPD, FINASIM, selaku Chief Investigator The FIGHT Covid-19 Study, mengatakan peran teknologi dalam dunia kedokteran sangat besar. Terkait kekhawatiran akan akurasi pemeriksaan telemedis, ia menyebut pentingnya definisi, aturan, dan batasan pemeriksaan yang harus disepakati bersama.

"Kalau ada batasan-batasan yang jelas terutama dari pemerintah yang tentu diharapkan menjadi backbone kita untuk membuat batasan ini, definisi ini menjadi lebih rinci. Jadi saya rasa batasan yang akan ada di Indonesia seperti itu dulu. Tapi seandainya batasannya akan semakin lengkap dengan adanya definisi diagnosis seperti apa saja, atau kategori diagnosisnya apa saja, pemeriksaan sebelumnya apa saja, saya rasa akan terjawab soal seberapa akurat pemeriksaannya," ujarnya.

Menjadi sebuah platform kesehatan digital berbasis fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik, aido health berdedikasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan perawatan penuh kasih pada pasien.

"Visi aido adalah untuk menjadi digital healthcare platform utama di Indonesia dengan mengintegrasikan inovasi teknologi ke dalam pemberian perawatan kesehatan yang berkualitas tinggi dan berpusat pada pasien," kata Jyoti Nagrani, VP Operation and Partnership aido health.

Jyoti melanjutkan, aido health adalah jawaban keresahan dalam bidang layanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Di mana banyak fasilitas layanan kesehatan harus mencari cara agar tetap terhubung dengan pasien-pasien mereka, dan melihat telekonsultasi sebagai peluang.

Sehingga untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan, pasien juga mendapatkan layanan kesehatan dari tempat yang nyaman bagi mereka. Tanpa perlu ke rumah sakit, melalui kemacetan aatau waktu tunggu yang lama.

"Kita lihat peran teknologi bisa memperkuat layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Dengan latar belakang itu aido health hadir untuk bisa memberikan suatu solusi untuk para fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit atau klinik untuk bisa memudahkan akses layanan kesehatan mereka kepada masyarakat di Indonesia," kata Jyoti.

Dalam aplikasi aido health, ada lima fitur yang bisa diakses para pasien. Yakni fitur pertama adalah telekonsultasi atau rawat jalan online agar pasien bisa membuat janji dengan dokter yang ada di platform.

Fitur kedua adalah layanan home visit, yang diharapkan khususnya bermanfaat bagi pasien penyakit kronis dan dengan disabilitas yang bisa mendapatkan pelayanan dari rumah. Pada pandemi Covid-19 saat ini beberapa mitra ada yang menawarkan layanan skrining Covid-19 seperti rapid test atau PCR test di rumah, dengan ketentuan kisaran harga ditentukan masing-masing mitra.

Ketiga adalah fitur care coordinator atau pendamping kesehatan, yang berperan untuk mengkoordinasi atau menjembatani antara pasien dengan mitra. Apabila ada pasien yang membutuhkan informasi layanan medis atau mencari sesuai kebutuhan bisa melalui fitur ini.

Keempat adalah layanan lab at home, di mana pasien bisa mencari paket pemeriksaan laboratorium apa saja yang ditawarkan mitra dan bisa melakukan pengambilan sampel di rumah. Hasilnya akan diunggah pada aplikasi aido health. Kelima adalah fitur pelayanan antar obat resep dari dokter atau alat-alat kesehatan ke rumah yang bisa dipesan melalui aplikasi aido health.

Ke depannya, aido health akan melanjutkan kemitraan dengan berbagai stakeholder kesehatan yang lebih luas lagi.

aido health juga telah menjalin kemitraan dengan Primkop IDI dan ILUNI UI 1983. Diharapkan para rumah sakit atau klinik tidak perlu pusing untuk membangun platform baru dengan investasi yang lebih tinggi, cukup bergabung dengan aido health untuk bisa memberikan kemudahan layanan kesehatan.

aido health bisa diakses melalui aplikasi ponsel dan website dengan tiga versi. Yang pertama adalah aplikasi ponsel untuk pasien yang bisa mengakses layanan kesehatan yang ditawarkan para mitra atau faskes, kedua adalah aplikasi ponsel bagi tenaga kesehatan untuk pemberian layanan kesehatan, dan yang ketiga adalah website untuk rumah sakit atau mitra yang memang bergabung di platform aido health.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI