Awas, Mata Merah Bisa Jadi Gejala Virus Corona

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2020 | 13:19 WIB
Awas, Mata Merah Bisa Jadi Gejala Virus Corona
Ilustrasi mata merah gejala virus corona. (ilustrasi/shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika mata Anda tiba-tiba berubah kemerahan dan terjadi peradangan, hal itu mesti diwaspadai sebagai gejala virus corona atau Covid-19. Demikian menurut para peneliti University of Alberta.

Dilansir dari Medical Xpress, batuk, demam, dan sulit bernapas adalah gejala umum penyakit ini. Tetapi studi kasus baru-baru ini yang melibatkan seorang wanita Edmonton dan diterbitkan dalam Canadian Journal of Ophthalmology telah menentukan bahwa konjungtivitis (mata merah) dan keratoconjunctivitis (peradangan pada mata) juga bisa menjadi gejala primer.

Pada bulan Maret, seorang wanita berusia 29 tahun tiba di Eye Institute of Alberta di Rumah Sakit Royal Alexandra dengan kasus konjungtivitis yang parah dan gejala pernapasan yang minimal.

Ilustrasi: mata merah. (Shutterstock)
Ilustrasi: mata merah. (Shutterstock)

Setelah pasien menjalani beberapa hari perawatan dengan sedikit perbaikan  seorang residen memesan tes Covid-19. Tes itu ternyata positif.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Tipe C Virus Corona pada Kasus Baru Beijing

"Apa yang menarik dalam kasus ini, dan mungkin sangat berbeda dengan bagaimana hal itu diakui pada waktu tertentu, adalah bahwa presentasi utama penyakit itu bukan gejala pernapasan. Itu adalah mata," kata Carlos Solarte, asisten profesor oftalmologi di U of A.

"Tidak ada demam dan batuk, jadi kami tidak dituntun untuk mencurigai Covid-19 pada awalnya. Kami tidak tahu itu bisa muncul terutama dengan mata dan bukan dengan paru-paru."

Menurut Solarte, studi akademik pada awal pandemi mengidentifikasi konjungtivitis sebagai gejala sekunder pada sekitar 10 hingga 15 persen kasus Covid-19.

Sejak itu, para ilmuwan telah memperoleh pengetahuan yang lebih besar tentang bagaimana virus dapat menular melalui dan memengaruhi sistem selaput lendir tubuh, di mana konjungtiva selaput jernih dan tipis yang menutupi permukaan depan mata  adalah perpanjangan.

Sementara temuan ini memberikan informasi kesehatan baru yang penting bagi masyarakat, itu juga membuat ujian mata lebih rumit bagi dokter mata dan staf.

Baca Juga: Salip Italia, Kasus Infeksi Virus Corona di Peru Capai 240 Ribu

"Pasien dalam kasus ini akhirnya pulih dengan baik tanpa masalah. Tetapi beberapa warga dan staf yang berhubungan dekat dengan pasien harus dikarantina," kata Solarte. "Untungnya, tidak ada yang terlibat dalam perawatannya juga dinyatakan positif."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI