Suara.com - Dinar Candy hendak melakukan tes keperawanan setelah disangka melakukan one night stand atau cinta satu malam dengan DJ asal Italia.
Dinar Candy menceritakan hubungannya dengan DJ asal Italia ketika melakukan tanya jawab dengan Nikita Mirzani. Tapi, saat itu maksud Dinar Candy bykan cinta satu malam yang dipikirkan banyak orang, melainkan hanya perkenalan.
Akibat pemberitaan one night stand inilah, Dinar mengaku ditinggal pria yang sedang dekat dengannya. Karena, pria itu terlanjur percaya tudingan warganet pada Dinar.
"Itu salah persepsi. Jadi itu kak Niki tanya, 'kamu pernah cinta satu malam nggak sama cowok'. Terus aku mikir sama cowo mana ya. Terus sudah mikir, aku bilang pernah sama DJ Italia. Tapi bukan cinta satu malam, jadi kayak kenalan gitu pas tour di India," jelas Dinar Candy, soal awal mula dirinya dianggap tak perawan.
Baca Juga: Waspada Kulit Melepuh dan Gatal, Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19
Sementara itu, tes keperawanan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni:
1. Memeriksa selaput dara untuk melihat ukuran dan bentuknya.
2. Melalui tes dua jari dengan cara memasukkan jari ke dalam vagina.
Tetapi praktiknya, dilansir dari CNN, dokter mendasarkannya pada kesalahpahaman tentang tubuh wanita dan gagasan kuno tentang keperawanan.
"Ada anggapan bahwa selaput dara yang dianggap sebagai penghalang vagina ini tetap utuh sampai ada lelaki (pasangan) yang membukanya," kata Ranit Mishori, penasihat medis senior di Physicians for Human Rights dan profesor kedokteran keluarga di Georgetown Universitas.
Baca Juga: Stres Tingkatkan Risiko Kematian Pasien Virus Corona Covid-19, Ini Sebabnya
Banyak orang berpikir bahwa selaput dara ini sepenuhnya menutupi lubang vagina jika seseorang masih perawan, Faktanya, selaput dara ini justru mengelilingi lubang vagina.
Saat seseorang melakukan hubungan seksual, selaput dara ini bisa sobek atau diregangkan. Tetapi, selaput dara juga bisa robek atau meregang akibat penggunaan tampon, olahraga atau prosedur medis.
Jadi, dokter cukup kesulitan untuk menentukan seseorang mengalami perubahan selaput dara akibat hubungan seks atau penyebab lain.
Indikator lain yang menggambarkan keperawanan adalah adanya darah di seprai ketika seseorang melakukan hubungan seks pertama kalinya. Tetapi, indikator itu hanya mitos.
Sebuah penelitian telah membantah gagasan bahwa sebagian besar wanita mengalami perdarahan saat pertama kali berhubungan seks. Jika ada bercak merah, pendarahan bisa terjadi karena penetrasi paksa atau kurangnya pelumasan.
Selain itu, tes keperawanan juga memberikan konsekuensi psikologis yang merusak bagi perempuan. Tes keperawanan bisa menyebabkan rasa bersalah, jijik pada diri sendiri, depresi, kegelisahan dan citra tubuh yang negatif.
Adanya tes keperawanan ini menyiratkan bahwa hubungan seks sebelum menikah hanya akan merugikan wanita, berbeda dengan pria.
Stigma seksual akibat tes keperawanan ini bisa mendorong wanita melakukan perilaku berisiko. Mereka mungkin memilih seks oral atau anak demi menjaga keperawanannya.