Kadar kortisol yang sehat berkisar 100-200 nm/L dan hampir 0 ketika seseorang tidur. Saat pasien yang sakit memiliki kadar kortisol rendah, maka kondisinya bisa mengancam jiwa.
Tetapi, tingkat kortisol yang berlebihan bisa sama berbahayanya. Kondisi ini bisa menyebabkan peningkatan risiko infeksi dan hasil yang buruk.
![Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/original/2020/06/16/22017-ilustrasi-virus-corona-covid-19.jpg)
Pada studi baru, peneliti mengamati 535 pasien, termasuk 403 orang dengan virus corona Covid-19. Mereka menemukan kadar kortisol pada pasien Covid-19 secara signifikan lebih tinggi daripada mereka yang tidak terinfeksi virus tersebut.
Pada tkelompok virus corona Covid-19, tingkat kortisol setinggi 3.241 yang jauh lebih tinggi daripada setelah operasi besar, yakni sebelumnya hanya 1.000.
Baca Juga: Awas! Ratusan Orang Jakarta Masih Tertular Corona 18 Juni Hari Ini
"Memiliki indikator awal di mana pasien bisa memburuk lebih cepat akan membantu kami dengan memberikan tingkat perawatan terbaik secepat mungkin," kata Profesor Waljit.
Selain itu, tim medis juga bisa memperhitungkan kadar kortisol ketika mencari cara terbaik untuk merawat pasien.
Pada pasien virus corona Covid-19, mereka yang memiliki level dasar kortisol 744 atau kurang, rata-rata mampu bertahan hidup selama 36 hari. Pasien dengan level kortisol di atas 744 memiliki kelangsungan hidup rata-rata hanya 15 hari.
Studi ini melibatkan 535 pasien yang dirawat di tiga rumah sakit di London, termasuk Charing Cross, Hammersmith dan St Mary's. Pasien-pasien ini telah terinfeksi virus corona Covid-19 antara 9 Maret hingga 22 April 2020.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Iritasi, Ini Alasan Masker Putih Telur Berbahaya bagi Kulit