Suara.com - Gillian Escott (59), perempuan asal Basingstoke, Inggris harus berjuang untuk tetap hidup akibat virus corona Covid-19 yang diidapnya telah menyebabkan jantungnya dibanjiri cairan dan membuatnya kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh.
Kondisi tersebut bernama efusi perikardial, yang menyebabkan cairan berlebih menyumbat kantung yang menyelubungi jantung atau perikardium.
Dilansir Daily Mail, kasus yang dialami Gillian merupakan kasus langka dari komplikasi Covid-19.
Cairan yang bertumpuk di jantungnya menekan keras jantung hingga menghentikan atrium kanan dan kiri jantung dan hampir membahayakan nyawanya.
Baca Juga: 10,5 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Dunia Idap Masalah Jantung
Tekanan darahnya juga menurun drastis sehingga tak bisa bersirkulasi dengan baik dan beberapa organ vitalnya mulai tidak bekerja karena kurang oksigen dan nutrisi.
Nyaris kehabisan waktu, para dokter berhasil menyelamatkan ibu dari tiga anak tersebut. Mereka memasukkan tabung ke dalam dadanya untuk membuang cairan dari sekitar jantungnya dalam operasi selama dua jam.
Penumpukan cairan ini dipicu oleh badai sitokin atau reaksi berlebihan dari sistem imun akibat serangan Covid-19.
Kini Gillian sudah kembali ke rumah dan menjalani pemulihan. Ia juga menyebarkan kepedulian terkait kasusnya untuk memperingatkan orang lain bahwa Covid-19 bisa muncu dalam banyak bentuk ketimbang hanya demam dan batuk kering.
Sitokin adalah sekumpulan sel-sel yang termasuk dalam repons sistem imun tubuh pada cedera atau infeksi dan melibatkan sel darah tubuh.
Baca Juga: Hidroksiklorokuin Berisiko Timbulkan Masalah Jantung pada Pasien Covid-19
Mereka menuju pusat masalah dan memberikan sinyal ke tubuh untuk mengirimkan sel-sel imun lebih banyak untuk membentuk pertahanan melawan invasi benda asing.
Proses ini merupakan bagian krusial dalam pemulihan tubuh, namun saat terganggu bisa menyebabkan kerusakan parah dan penumpukan cairan pada organ-organ vital.